SAMPANG, koranmadura.com – Duka mendalam dialami keluarga Subaidi, anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Tamberu Timur, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, yang meninggal karena diduga menjadi korban penembakan. Pasalnya, korban meninggalkan anak dan istrinya Nurfaizah, setelah nyawanya tak tertolong lagi saat dilarikan ke RSUD dr Soetomo Surabaya.
Baca: Anggota PPS di Sampang Diduga Ditembak, Polisi: Menunggu Hasil Visum
Subaidi menjadi korban penembakan di wilayah perbatasan Desa Sokobanah Tengah-Sokobanah Laok, Rabu, 21 November 2018, kemarin siang, dan meninggal sekitar pukul 02.00 wib, Kamis, 22 November, dini hari.
“Subaidi berkeluarga sudah belasan tahun dan punya anak satu, namanya Mohammad yang saat ini masih kelas 1 SD. Subaidi ini hanya tukang behel gigi yang sudah dijalaninya selama 1,5 tahun di Malang,” tutur Bahruji (62), mertua Subaidi saat ditemui di rumah duka di jalan Raya Tamberu Agung, Desa Tamberu Timur.
Akibat kejadian tersebut, keluarga korban meminta penegak hukum untuk segera menangkap pelaku. Sebab menurutnya, sebelum dilarikan ke Surabaya, Subaidi sempat dilakukan pemeriksaan oleh Polisi di rumah sakit Pamekasan.
“Waktu di rumah sakit Pamekasan, Subaidi di datangi tiga petugas polisi. Dan Subaidi memberikan keterangan nama pelaku penembakannya,” ucapnya.
Sehingga menurutnya, dengan sejumlah keterangan korban kepada polisi, pihaknya berharap pelaku segera ditangkap dan dihukum dengan seadil-adilnya. “Kalau polisi tidak mau menangkapnya, ya jangan ditangkap sekalian. Tapi nanti polisi jangan ikut campur jika kami bertindak,” tegasnya.
Baca: Akhirnya Anggota PPS yang Diduga Jadi Korban Penembakan Meninggal Dunia
Pantauan di rumah duka, hingga pukul 11.00 wib, jenazah korban tak kunjung tiba dari RSUD dr Soetomo Surabaya. Berdasarkan keterangan keluraganya, pihak keluarga masih dilakukan pemerikasaan. “Tidak tahu jam berapa tiba di sini. Katanya masih diperiksa,” pungkasnya. (MUHLIS/ROS/VEM)