PAMEKASAN, koranmadura.com – Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, kebingungan dalam melakukan kajian dan evalusi dengan banyaknya SD ygang minim siswa-siswi di kota berjuluk Gerbang Salam.
Hal itu disampaikan Kapala Bidang (Kabid) Sekolah Dasar Negeri Pamekasan, Rusdiadi. Menurutnya, masih banyak SD yang minim siswa sampai saat ini belum dilakukan regruping. Hal itu karena tim dari dinas pendidikan masih melakukan pertimbangan dan kajian serta evaluasi mana yang perlu di lakukan hal tersebut.
“Kita coba lakukan kajian apakah sekolah tetap atau tidak kemudian jarak dengan sekolah yang lain, misalnya berdekatan dengan sekolah lain, kemudian siswanya sangat minim tidak memenuhi ketentuan, Insyaallah kami regruping tapi bagaimana pun kita tetap lakukan evaluasi dulu, kajian bersama tim yang di bentuk oleh dinas pendidikan,” jelas Rusdiadi, Kamis, 29 November 2018.
Lanjutnya, untuk tahun ini, pihaknya masih melakukan regruping satu sekolah SD yaitu, SDN Rompuh 2, Desa Rompuh, Kecamatan Palenggaan ke sekolah Rompuh 1.
“Itu kan ditutup ya, itu untuk asetnya sekarang kembali ke aset menjadi tanggung jawab aset, kami serahkan ke aset, sementara untuk siswa itu diberi kebasaan siswa yang ada untuk pindah kemana saja, terserah kemauan siswa tetapi yang terdeteksi itu SD rompuh 1,” tambahnya.
Dia menambahkan, total keseluruhan ada 9 SD yang diregruping, itu mulai tahun 2016 sampai 2018, untuk tahun 2017 tidak ada, tetapi dirinya tidak memastikan dari jumlah total keseluruhan sekolah yang ada di Pamekasan.
“Dari tahun-tahun sebelumnya, mungkin ada berapa mungkin kalau 2016 ada, 2017 tidak ada dan 2018 ada kalau jumlah kesuluruhan sekitar 9 SD,” imbuhnya.
Untuk selanjutnya, kata Dia, akan terus melakukan kajian bersama tim dari dinas pendidikan untuk melakukan evaluasi dan pertimbangan. Seoerti SDN baru rambat timur 2 Kecamatan Pademawu, inikan siswanya minim apakah perlu dilakukan regruping atau tidak.
“Kita lihat kalau siswa semakin sedikit mungkin kita akan melakukan regruping, tetapi kalau banyak insyaallah tidak,” ujarnya.
Ditanya, standar sekolah yang perlu di lakukan regruping, pihaknya memastikan seperti apa.
“Iya itu kan tim yang melakukan, yang saya tahu kalau siswa minim kebawah 50 dan jarak dekat biasa diregruping,” katanya.
Terus upaya untuk meningkatkan siswa biar menjadi banyak di SD, kata Rudi, pihaknya terus melakukan pembinaan ke sekolah-sekolah dan pemahaman ke masyarakat sekitar.
“Melakukan pembinaan-pembinaan ke sekolah agar siswa-siswa makin meningkat,” pungkasnya. (SUDUR/ROS/VEM)