PAMEKASAN, koranmadura.com – Tempat prostitusi di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, bukan hotel atau rumah kos yang selama ini menjadi target operasi gabungan, Polisi, TNI, dan Satpol PP.
Tetapi, tempat melampiasan syahwat terlarang itu kerap terjadi di warung yang sulit dicurigai sebagai tempat prostitusi. Misalnya, warung di pasar 17 Agustus Pamekasan.
Warung berukuran kecil tersebut terbukti menjadi tempat prostitusi setelah Satpol PP mengamankan satu perempuan inisial L asal Jember.
Karena terbukti, Satpol PP langsung bertindak tegas dengan cara membongkar warug kopi tersebut. Warung ini dibongkar pada hari Selasa, 17 Januari 2017.
BACA : Ada Tempat Prostitusi Berkedok Warung di Pintu Masuk Kota Gerbang Salam
Pembongkaran Warkop milik Rahmah (47) asal Dusun Sumber Payung, RT.002 RW.002, Desa Bataal, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, tersebut atas perintah dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan, dengan nomor surat 510/45/432.332/2017.
“Pemiliknya mengakui kalau menyediakan PSK, dan menerima warkopnya dibongkar,” kata Yusuf Wibiseno, Kasi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol PP Pamekasan, waktu itu.
Selain itu, baru-baru ini Polsek Tlanakan Pamekasan membongkar tempat prostitusi bekedok warung di Desa Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan.
Petugas kepolisian terpaksa membongkar bekas warung sate tersebut karena terbukti dijadikan tempat sewa khusus pasangan di luar nikah.
BACA : Warga Sumenep Bisnis Prostitusi di Kota Pamekasan
Bukti yang dimaksud yaitu sepasang kekasih bukan muhrim ada di dalam kamar warung tersebut.
Warung yang ada di pintu masuk kota Gerbang Salam tersebut dikelola oleh Wati warga asal kota Sumenep.
“Banyak laporan dari masyarakat di sana sudah lama, tapi kita kan harus ada bukti. Kalau tidak ada bukti itu untuk membongkar sulit, kebetulan hari Rabu kemarin kami langsung razia lokasi, ternyata sedang ada sepasang bukan muhrim ada di dalamnya,” kata Kapolsek Tlanakan H Achmad Soleh saat dikonfirmasi, Sabtu, 3 November 2018. (RIDWAN/SOE/VEM)