SUMENEP, koranmadura.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalianget menyebut bahwa Kecamatan Kalianget merupakan daerah rawan terjadi angin puting beliung.
“Berdasarkan pantauan di stasiun Kalianget memang yang sering terdampak angin puting beliung memang di daerah tersebut (Kalianget),” ujar Kepala BMKG Kalianget, Usman Kholid.
Karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar tetap mewaspadai dampak angin puting beliung jika hal itu terjadi, terutama di masa-masa pancaroba atau peralihan musim. Dalam hal ini dari musim kemarau ke penghujan.
Angin puting beliung memang berpotensi muncul saat musim pancaroba. Gejala angin puting beliung biasanya ditandai dengan munculnya awan hitam yang jaraknya tampak dekat dengan permukaan daratan. Awan Cumulonimbus yang rendah itu disertai petir, tapi tidak diawali hujan atau angin kencang.
Selain angin puting beliung, secara umum ia juga mengimbau kepada masyarakat agar mengantisipasi potensi terjadinya banjir di musim penghujan. Dengan cara membersihkan setiap aliran air dari tumpukan sampah yang biasanya terjadi saat kemarau.
“Selain itu kami juga mengimbau kepada masyarakat supaya menjauh dari pohon-pohon atau baliho-baliho yang sudah rapuh dan mudah ambruk pada saat terjadi hujan atau angin kencang,” tambahnya.
Seperti diketahui, sesuai prakiraan BMKG awal musim hujan tahun 2018-2019 di 27 kecamatan yang ada di kabupaten paling timur Pulau Madura tidak sama.
Untuk wilayah Kecamatan Arjasa, Gayam, Kangayan, Nongungung, Raas, Sapeken, Bluto, Ganding, Guluk-guluk, Lenteng dan Pragaan awal musim hujan diprakirakan antara dasarian I-III November 2018
Sementara untuk Kecamatan Ambunten, Batang-batang, Batuan, Batuputih, Dasuk, Dungkek, Ganding, Gapura, Giligenting, Kalianget, Gapura, Kota Sumenep, Manding, Pasongsongan, Rubaru, Saronggi dan Talango antara dasarian I-II Desember 2018. FATHOL ALIF/VEM