KORANMADURA.com – Usai black box alias kotak hitam pesawat Lion Air PK – LQP nomor penerbangan JT610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, ditemukan, tim SAR gabungan masih berusaha mencari korban dan badan pesawat di dasar laut.
Pencarian terus dilakukan dengan menerjunkan 119 orang penyelam yang berasal dari tim SAR gabungan. Penyelam tersebut akan melakukan pencarian selama 24 jam tanpa henti.
Tak disangka, seorang penyelam yang juga merupakan tim pencari pesawat Lion Air meninggal dunia. Penyelam tersebut diketahui bernama Syahrul Anto. Dia tewas pada Jumat, 2 November 2018. Dia sempat dibawa ke RSUD Koja. Namun, kondisinya sudah tak sadarkan diri.
Baca: Pencarian Lion Air Memakan Korban, 1 Penyelam Meninggal Dunia
Melansir dari USA Today, seorang penyelam memiliki risiko ancaman yang tinggi. Bahkan bisa membahayakan nyawa. Berikut 4 risiko yang bisa terjadi saat menyelam.
Emboli paru
Emboli paru merupakan risiko yang diakibatkan adanya tekanan yang meningkat dari lingkungan bawah laut sehingga menyebabkan nafas penyelam menjadi lebih padat. Saat tekanan tubuh berkurang, paru-paru akan mengembang.
Namun, dalam kondisi ekstrem, paru-paru bisa membengkak. Oleh sebab itu, seorang penyelam harus menjaga kestabilan tubuhnya serta dihimbau untuk tidak menahan nafas.
Keracunan oksigen
Oksigen memang menjadi kebutuhan manusia untuk bernafas, terutama saat kondisi menyelam. Namun oksigen juga dapat membahayakan bagi penyelam.
Kondisi ini biasanya terjadi bila penyelam berada di kedalaman lebih dari 41 meter. Jika terlalu banyak menghirup oksigen, tubuh akan menunjukkan gejala, seperti mual, penglihatan kabur, bahkan bisa kejang dan pingsan.
Narkosis nitrogen
Narkosis nitrogen merupakan kondisi seorang penyelam yang kehilangan kesadaran karena kandungan nitrogen di dalam tubuhnya terlalu banyak.
Narkosis nitrogen biasanya dipengaruhi oleh seberapa dalam penyelam masuk ke dalam air seerta berapa banyak nitrogen yang diserap.
Dekompresi
Dekompresi disebabkan oleh tekanan bawah air yang meningkat sehingga jaringan tubuh menyerap lebih banyak nitrogen. Jika tekanan dalam air tiba-tiba berkurang, nitrogen ekstra ini dapat membentuk gelembung yang dapat membahayakan nyawa penyelam.
Oleh sebab itu, saat penyelam akan naik ke permukaan, penyelam harus mengendalikan laju nitrogen yang ada di dalam tubuhnya terlebih dulu. (TRIBUNNEWS.com/ROS/DIK)