SAMPANG, koranmadura.com – Kasus asusila di lingkungan sekolah di Sampang begitu marak terjadi. Buktinya, beberapa waktu lalu di salah satu SMKN setempat terjadi peristiwa pencabulan. Apa karena pengawasan dari Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Timur yang lemah?
Kepala UPT Disdik Provinsi Jatim Cabang Kabupaten Sampang, Assyari mengklaim telah memerintahkan kepada seluruh lembaga sekolah yang berada dalam naungannya untuk memasang alat bantu pengawasan seperti CCTV.
Menurutnya, pemasangan CCTV akan membantu dalam pengawasan seluruh kegiatan anak didik, terlebih adanya peristiwa persetubuhan yang telah terjadi di salah satu SMKN beberapa waktu lalu.
“Sebenarnya sudah kami perintahkan semua lembaga sekolah untuk memasang CCTV, bahkan perintah itu sejak pengalihan dari Kabupaten ke Provinsi Jatim pada 2017 lalu. Dan memang tidak semua sekolah siap dari sisi penganggarannya,” ujarnya saat ditemui di meja kerjanya, Rabu, 7 November 2018.
Lanjut Assyari mengatakan, dari 17 lembaga sekolah SMA/SMK negeri yang berada dalam naungannya, hanya ada dua sekolah yang belum terpasang CCTV secara merata di lingkungan sekolahnya, seperti di SMKN 1 Sampang dan di SMAN Banyuates.
“Kejadian di SMKN 1 kemarin itu terjadi di ruang elektro dan ruangan tersebut baru sehingga tidak terpasang CCTV dan sekolah satunya di SMAN Banyuates. Tapi di sana sebagian sudah terpasang tapi tidak menyeluruh. Bahkan kami menyuruh menambah pemasangan CCTV untuk dipasang di tempat rawan,” katanya.
Diakuinya, secara teknis pamasangan CCTV di lingkungan sekolah tetap berada dalam kebijakan pihak sekolah seperti jumlah maupun tempat pemasangan CCTV.
“Semua teknisnya itu otonomi sekolah, kami hanya mengimbau untuk menciptakan keamanan sekolah, jadi semua ruang kelas yang difungsikan untuk kegiatan pendidikan seharusnya dipasang CCTV. Karena bukan hanya memonitor hal-hal yang buruk saja, tapi bisa juga untuk melakukan pemantauan aktivitas siswa ketika menggelar sebuah program, jadi bisa tercover. Karena tidak menutup kemungkinan kegiatan mereka ada yang menorehkan prestasi yang nantinya bisa ditampilkan ulang,” jelasnya.
Untuk diketahui, Februari 2018 lalu, dunia pendidkan di Kabupaten Sampang tercoreng atas meninggalnya guru Budi setelah mendapat penganiayaan dari muridnya. Dan beberapa waktu lalu, salah seorang siswa SMKN di Sampang nekat melakukan persetubuhan di lingkungan sekolah, akibatnya siswa tersebut saat ini berurusan dengan polisi. (Muhlis/SOE/VEM)