PAMEKASAN, koranmadura.com – Kabupaten Pamekasan menyandang sebagai kota pendidikan di pulau Madura. Namun di balik predikat itu, ternyata masih ada 16 ribu lebih penduduk Pamekasan, Madura, Jawa Timur yang masih buta huruf atau tidak bisa baca tulis.
Jumlah itu berdasarkan data buta aksara di Dinas Pendidikan setempat. Pemerintah terus berupaya menekan angkat buta huruf melalui Keaksaraan Fungsional (KF). Namun, program tersebut masih belum tuntas, dan akan terus berjalan hingga beberapa tahun ke depan.
Kepala Dinas Pendidikan Pamekasan, Moch. Tarsun, mengatakan setiap tahun ada 1.200 orang yang diikutkan dalam program KF sebagai upaya pengetasan buta aksara di Pamekasan.
“Alhamdulillah, setiap tahun jumlah angka buta huruf di Pamekasan menurun, jika di 2018 masih ada 17 ribu lebih orang belum bisa baca-tulis. Sekarang jumlah buta huruf tersisa 2 persen dari jumlah penduduk Pamekasan, yang berusia 15 hingga 55 tahun,” kata Tarsun, Rabu 14 November 2018.
Lanjutnya, program KF dibiayai dari dua sumber pendanaan, yaitu dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dengan sasaran buta aksara berbeda.
“Seribu orang yang ikut program KF itu dibiayai dari APBN dan 200 orang didanai dari APBD, jadi 1.200 yang menjadi target pengentasan buta akrasa setiap tahunnya. Kami optimis dengan program KF, Pamekasan bisa bebas dari buta aksara dalam beberapa tahun ke depan,” katanya. (ALI SYAHRONI/SOE/VEM)