SAMPANG, koranmadura.com – Meski telah diguyur hujan, para petani di wilayah Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur diimbau jangan terlampau berani untuk bercocok tanam. Pasalnya, hujan dikhawtirkan terjadi secara abnormal.
Imbauan tersebut datang dari Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian (Disperta) setempat, Suyono. Menurutnya, para petani tak boleh gegabah untuk bercocok tanam padi meski sudah memasuki musim hujan. Sebab intensitas hujan dikhawatirkan terjadi secara abnormal.
“Meskipun sebagian daerah di Sampang hujan, petani jangan serta merta bercocok tanam, karena kami khawatir terjadi petatan (intensitas hujan terjadi abnormal), yakni waktu dimana hujan tidak turun dalam beberapa saat. Artinya hanya satu atau dua kali hujan dalam seminggu,” jelasnya, Rabu, 14 November 2018.
Lanjut Suyono menjelaskan, jika terlampau berani akan terjadi kekeringan karena kebutuhan air kurang memadai akibat intensitas hujan yang masih abnormal.
“Nanti ketika padi sudah mulai tumbuh, kemudian satu atau dua minggu setelahnya tidak ada air maupun hujan, maka tanaman akan mati. Nah kami khawatir dengan kondisi hujan yang belum normal itu nantinya akan terjadi kegagalan dan merugi. Silahkan petani menanam padi yang baik, urusan soal hama penyakit, petani tidak usah khawatir, langsung aja laporkan ke kami, nanti akan dibantu obat pembasmi hama gratis,” terangnya.
Pihaknya menyarankan kepada petani padi di wilayahnya untuk menunggu intensitas hujan dalam kondisi normal. Karena semua wilayah di Kabupaten Sampang diakuinya potensial bercocok tanam seperti padi, jagung, kedelai.
“Untuk wilayah sentral yang menanam padi itu hampir semua lahan, tapi yang paling banyak itu di daerah Kedungdung, Jrengik, Torjun, Ketapang, Sampang, dan Tambelangan,” katanya menyebut beberapa daerah yang potensial bercocok tanam. (MUHLIS/SOE/VEM)