SAMPANG, koranmadura.com – Idris (30), warga Dusun Klompang, Desa Tamberu Laok yang berkeluarga ke Kampung Cangak, Desa Tamberu Barat, nekat menembak Subaidi (35), anggota PPS asal Tamberu Timur, Kecamatan Sokobanah, hingga tewas menggunakan senjata api (senpi) rakitan jenis pen gun, Rabu, 21 November 2018. Guna penyelidikan lebih lanjut, senpi rakitan tersebut hari ini akan dikirim ke Polda Jatim.
Kapolres Sampang, AKBP Budi Wardiman menjelaskan, pelaku menembak korban menggunakan pen gun sebanyak satu kali. Tembakan itu mengenai dada kiri dan tembus ke punggung korban.
“Pelaku menggunakan senpi rakitan jenis pen gun. Saat itu pelaku menembak korban sebanyak satu kali ke dada bagian kiri tembus ke punggung,” tuturnya, Jumat, 23 November 2018.
Pihaknya mengaku bahwa saat ini masih mendalami senjata api beserta jenis peluru yang digunakan pelaku terhadap korban.
“Hari ini kami akan kirim Senpi itu ke bagian Forensik Polda Jatim untuk diteliti guna mengetahui kalibernya dengan menyertakan Hp milik korban. Karena peluru itu mengenai Hp korban yang ditaruh di saku sebelah kirinya, namun masih tembus hingga ke punggung,” paparnya.
Sementara barang bukti yang diamankan yaitu tas hitam berisi peralatan gigi, baju hem berwarna, Hp vivo serta sepeda motor milik korban. Kemudian ranting kering serta selembar daun yang terdapat bercak darah korban saat ditemukan di lokasi kejadian.
“Untuk barang bukti selongsong pelurunya, kami masih mencarinya karena berdasarkan informasi masyarakat, pelaku telah membuangnya di jalan di Desa Bire Tengah, Kecamatan Sokobanah saat melarikna diri,” terangnya.
Lebih lanjut, Budi menjelaskan, motif dari penembakan tersebut karena tersangka sakit hati atas unggahan facebook yang diduga melibatkan salah seorang ulama di wilayah setempat. “Tersangka dikenakan pasal 340 subsider 338 dan UU darurat tahun 1951, ancaman hukuman mininal 20 tahun maksimal hukuman mati,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Subaidi merupakan anggota PPS di Desa Tamberu Timur, Kecamatan Sokobanah. Subaidi diketahui sudah menjalani rumah tangga hingga belasan tahun dengan Nurfaizah dan dianugerahi satu orang putra bernama Muhammad yang saat ini masih duduk di bangku kelas 1 SD.
Subaidi ditembak oleh Idris gara-gara video unggahannya di Facebook yang membuat pelaku sakit hati di Dusun Gimbuk Timur, Desa Sokobanah Laok. Lokasi tersebut berada di wilayah perbatasan Sokobanah Daya-Sokobanah Laok, Kecamatan Sokobanah. (MUHLIS/ROS/DIK)