JAKARTA, koranmadura.com – Pengaruh Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab sudah mulai berkurang kepada masyaraat. Hal tersebut berdasarkan penilaian Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Apa penyebabnya?
“Jadi kemerosotan ini karena beberapa hal, yaitu sudah tidak lagi di Indonesia dan mungkin dicitrakan bermasalah secara hukum, kemudian memiliki resistensi kepada beberapa kelompok tertentu,” kata peneliti LSI Ikrama Masloman di kantor LSI Graha Dua Rajawali, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu, 14 November 2018.
Survei tersebut merujuk pada pertanyaan ke responden “apakah Ibu/Bapak pernah mendengar atau melihat nama di bawah ini?”, dan “apakah Bapak/Ibu suka atau tidak terhadap tokoh ini?’, ‘apakah Bapak mengikuti imbauan tokoh ini?”.
Hasil persentase dari pertanyaan tersebut menunjukkan perbandingan pengaruh HRS pada 2016 dan 2018. Hasilnya, cukup mengejutkan, tingkat pengaruh terhadap kesukaan dan imbauan Habib Rizieq semakin merosot.
Berikut perbandingannya:
Tingkat pengenalan Habib Rizieq:
Desember 2016: 48,7 persen
Oktober 2018: 53,4 persen
Tingkat kesukaan terhadap Habib Rizieq:
Desember 2016: 67,3 persen
Oktober 2018: 52,9 persen
Mengikuti imbauan Habib Rizieq:
Desember 2016: 31,4 persen
Oktober 2018: 17,0 persen.
Survei ini dilakukan pada 10-19 Oktober 2018 menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah responden 1.200, melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Margin of error survei ini sebesar kurang-lebih 2,8 persen. (detik.com/SOE/VEM)