PAMEKASAN, koranmadura.com – Penderita penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, setiap tahun mengalami peningkatan. Dari 67 penderita pada tahun 2017, saat ini bertambah menjadi 74 penderita terhitung hingga Oktober 2018.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pamekasan, Ali Maksum menyampaikan, angka ini berpotensi bertambah mengingat tahun ini masih belum selesai.
“Sampai saat ini yang sudah diperiksa di Pamekasan terkait dengan HIV/AIDS sampai Oktober kemarin sekitar 74 orang, dari semula 67 sekarang nambah tujuh orang, itu yang dinyatakan positif menderita” jelas Ali Maksum, Jumat, 23 November 2018.
Potensi penyebab terjadinya ini, kata Maksum, akibat dari pola hidup yang tidak semestinya dilakukan, contoh penyuka sesama jenis dan penggunaan narkoba melalui jarum suntik yang dipakai secara bergantian.
“Hal itu merupakan diantara penyebat terjadinya HIV/AIDS tersebut serta bagaimana orang untuk menghindari tempat PSK, kerena orang itu berpotensi terkena penyakit HIV dan hindari narkoba kemudian jangan berhubungan sesama jenis,” tambahnya.
Tanda gejala terjadinya tersebut, kata Ali Maksum, fungsi kekebelan tubuh makin hari makin melemah, dampak paling fatal adalah kemungkinan besar berakibat pada kematian.
“Fungsi tubuh semakin hari semakin melemah, biasanya ada penyakit lain yang menyertakan yang cendrung tidak sembuh-sembuh,” imbuhnya.
Ditanya terkait dengan anggaran untuk penangan kasus tersebut, Ali Maksum mengklaim telah menganggarkan dana untuk pembinaan para terduga pengidap HIV/AIDS. Namun demikian, Ali Maksum tidak memberikan menajawab nominalnya secara pasti.
“Untuk berapa-berapanya kita tidak bisa memastikan, yang jelas kita menganggarkan itu walaupun hanya sekedar memberikan sosialisasi pada petugas agar giat lagi mencari dan menemukan serta mengobati kepada mereka yang diduga positif HIV/AIDS,” lanjutnya.
Ketika ditanya, siapa saja orang yang positif menderita HIV/AIDS? Ali Mengaskan, untuk masalah identitas itu harus dirahasiakan. Sebab hal itu telah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada.
“Terus terang kita tidak mempubliskan terkait denga hal ini. Di SOP tidak boleh memberi tahu identitas dan alamat, kami tidak akan mengatakan orang mana, kami akan tetap obati,” dalihnya.
Pihaknya akan terus berupaya untuk melakukan perintah kepada 20 puluh Pukesmas yang ada di Kota Gerbang Salam untuk melakukan pemahaman dan pecegahan kepada masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS agar masyarakat mengerti.
“Kita mempuyai 20 Pukesmas. Di sana ada penanggung jawab, kita informasikan, semua petugas memberikan pemahaman pada masyarakat, HIV/AIDS harus bisa di hindari,” pungkasnya. (SUDUR/ROS/DIK)