SUMENEP, koranmadura.com – Sejumlah peserta tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kabupaten Sumenep, Madura, Sumenep kedapatan membawa jimat saat hendak masuk ruang ujian.
Mereka membawa jimat memiliki alasan khusus. Semisal, peserta meyakini akan menambah kepercayaan diri sehingga diyakini bisa memperlancar saat mengerjakan tes. “Ada yang membawa jimat,” kata Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Sumenep, Titik Suryati, Kamis, 8 November 2018.
Menurutnya sesuai aturan semua peserta tidak diperbolehkan membawa sesuatu ke dalam ruang tes. Untuk mengantisipasi, setiap peserta dilakukan pengecekan sebelum masuk ruangan.
“Saat mau masuk ruangan tes dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Karena memang tidak diperbolehkan membawa barang apapun,” ujarnya.
Selain mendapatkan membawa jimat, sebagian peserta juga ada yang membawa uang. Karena tidak diperbolehkan maka uang itu dititipkan di tempat yang telah disediakan oleh panitia.
“Katanya uang Rp 3 juta itu baru saja ngambil di ATM. Kami minta untuk terlebih dahulu dititipkan sebelum masuk ruangan tes,” jelasnya.
Pelaksanaan tes CPNS berlangsung selama 8 hari terhitung sejak Senin, 5 November 2018 di SKD Batuan.
Dalam Seleksi Kompetisi Dasar (SKD), ada tiga aspek yang diujikan, yakni Tes Karakteristik Pribadi (TKP), Tes Intelegensia Umum (TIU), dan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), dengan “passing grade” TKP 143, TIU 80, dan TWK 75.
“Dari tiga aspek yang diujikan harus mencapai ambang batas. Jika salah satunya tidak sampai, maka tidak lolos ‘passing grade’,” tukasnya.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi (Permenpab RB) lulus CPNS harus memiliki ambang batas minimal dengan nilai SKD 260.
Tes CPNS 2018 dilakukan melalui sistem Computer Assisted Test (CAT). Sistem CAT ini dipakai untuk tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB).
Diketahui Sumenep 2018 mendapat kuota sebanyak 372 formasi. Untuk formasi terbanyak yang diperlukan dalam rekrutmen CPNS adalah guru K2: 163 orang, guru non K2 40 orang. Sedangkan tenaga kesehatan 125 orang, dan tenaga teknis 44 orang. (JUNAIDI/SOE/DIK)