PAMEKASAN, koranmadura.com – Puluhan pedagang Kaki lima (PKL) di area Arek Lancor Pamekasan, Madura, Jawa Timur menolak ditertibkan. Alasannya, PKL menilai Arek Lancor merupakan tempat strategis untuk berjualan karena ramai pengunjung.
Salah seorang PKL, Sitti Hasanah asal Desa Barurambat Timur, Kecamatan Pademawu mengatakan, mayoritas PKL di Arek Lancor menolak untuk ditertibkan.
Menurutnya, Arek Lancor merupakan tempat yang bagus untuk berjualan dan mencari penghasilan. “Nyaman kalau di sini dek banyak orang,” ujarnya, Kamis, 29 November 2018.
Jika PKL ditertibkan, lanjut wanita yang berumur sekitar 40 tahun itu, PKL akan merugi. Namun demikian, pihaknya memasrahkan nasib PKL kepada pemerintah.
“Iya mau gimana lagi dek, jika maunya pemerintah, ikut aja,” pasrahnya.
Dilanjutkan Hasanah, pihaknya meminta pemerintah untuk merapikan PKL yang berjualan di Arek Lancor tanpa harus di tertibkan.
“Pendapatan setiap hari sekitar Rp 100 ribu, apalagi kalau sepi. Kalau cuman nanti hanya bisa jualan tiga hari disini pas empat hari tidak jualan terus dapat dari mana saya,” papar wanita yang mempunya dua anak tersebut.
Dia bahkan mengancam akan melakukan demonstrasi jika pemerintah ngotot untuk menertibkan PKL. “Nanti PKL akan melakukan demo, ini masih nunggu,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Operasi dan Pengendalian Satpol PP Pamekasan, Misyanto mengatakan, PKL itu akan di tertibkan mulai 3 Desember 2018, yang dilakukan setiap hari Senin sampai hari Kamis.
Sementara untuk hari Jumat sampai Minggu, pihaknya tak memoermasalahkan PKL jualan di Arek Lancor.
“Mulai hari Senin sampai Kamis, kalau Jumat sore sampai Minggu bisa, sesuai dengan perbub,” paparnya. (SUDUR/ROS/VEM)