JAKARTA, koranmadura.com– Guna mengangkat harkat dan martabat pedagang bakso kecil, PT Miwon Indonesia bersama Dompet Dhuafa meluncurkan Program Pedagang Tangguh Miwon 7 di kantor Miwon Pulo Gadung (Jakarta Timur) dan Driyorejo (Jawa Timur).
Program dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-45 PT Miwon Indonesia tersebut sebagai salah satu langkah nyata memberdayakan usaha mikro. Lebih-lebih pedagang bakso. Sebab, melihat kondisi para pedagang bakso skala miro cukup memperihatinkan. Selain terkendala soal produksi, manajerial dan pemasaran, mereka juga kalah saing dari bakso daging impor. Padahal mereka adalah pedagang hebat yang perlu dapat sentuhan dari semua pihak.
Oleh karena itu, program yang ada sejak tahun 2011 tersebut digagas sebagai langkah nyata PT Miwon Indonesia dalam memberdayakan masyarakat. Sarasarannya adalah pedagang bakso. Khusus tahun 2018, bantuan program diberikan kepada 40 pedagang bakso dengan sebaran wilayah 20 Jakarta dan 20 Surabaya, sehingga total mitra pedagang yang sudah dibina dari awal sampai saat ini sebanyak 390 orang.
Presiden Direktur PT Miwon Indonesia Mr. Lim Duk Jin mengatakan bahwa dengan kondisi itu, Miwon bersama Dompet Dhuafa berkomitmen untuk membantu menguatkan eksistensi para pedagang bakso supaya tetap survive, mandiri, dan dipercaya oleh publik.
Sementara bentuk bantuannya, kata Lim berupa pemberian modal usaha seperti 1 set gerobak dorong dan sarana penunjang lainnya. Selain itu, Miwon dan Dompet Dhuafa juga melakukan penguatan kapasitas mitra serta pendampingan usaha regular selama satu tahun.
“Kami berharap dengan adanya program ini, para pedagang bakso dapat lebih mandiri secara finansial, sehingga diharapkan dapat memperbaiki taraf hidup keluarganya dengan tetap menyajikan makanan halal, sehat dan layak konsumsi (bebas boraks, formalin dan pewarna tekstil),” ungkap Mr. Lim Duk Jin dalam keterangan tertulisnya kepada koranmadura.com, Jumat, 9 November 2018.
Sementara Direktur CSR Dompet Dhuafa, Herdiansyah mengatakan bahwa peran lembaganya sebagai mitra pelaksana program adalah mulai dari seleksi pedagang, pengadaan perlengkapan usaha, sampai pendampingan intensif terhadap aspek kemajuan dan kemapanan bisnis pedagang bakso.
Bagaimana agar program tersebut tepat sasaran? Herdiansah menegaskan kalau pihaknya akan menyeleksi secara ketat.
“Kami memiliki prosedur terkait seleksi dan verifikasi mitra melalui assessment yang komprehensif. Dengan terpilihnya mitra yang tepat maka efektivitas dan keberhasilan program berupa kemandirian ekonomi dapat terwujud. Hal ini sudah dibuktikan dengan peningkatan omzet dan penambahan daya beli oleh mitra pedagang yang sudah menerima bantuan program sebelumnya,” jelas Herdiansah.
Diketahui bahwa sasaran dari program ini tidak hanya bagi kau adam, tetapi juga menyasar kaum hawa. Untuk tahun ini, dari total 40 pedagang yang dibantu terdapat 2 orang perempuan yang berdomisili di Surabaya. Mereka sudah lama berjualan dan hasil penjualannya digunakan untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Karena tujuan lain dari pogram ini memang untuk meningkatkan dan menguatkan peran perempuan sebagai pelaku usaha, sehingga tidak ada diskriminasi gender. (SOE/DIK)