TASIKMALAYA, koranmadura.com- Banjir dan longsong melanda wilayah selatan Kabupaten Tasikmalaya. Akibatnya, 5 warga tewas, dan 1 orang anak diketahui hilang.
Sampai saat ini, Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap bocah yang dinyatakan hanyut terseret banjir tersebut.
Seperti yang dilansir dari dari tribunnews.com, memasuki hari ketiga, korban atas nama Fajar Fian (10), warga Desa Sindangjaya, Kecamatan Cikalong, masih belum ditemukan.
“Sejauh ini dari pihak Basarnas untuk evakuasi korban yang terdata ada enam orang yang dilaporkan hanyut, lima di antaranya sudah terevakuasi (dalam keadaan) meninggal, sedangkan 1 orang atas nama Fajar Fian (10) masih dalam pencarian,” kata Koordinator Pos SAR Tasikmalaya Erwin Sarifudin, di Cipatujah, Kamis, 8 November 2018.
Sementara titik pencarian terhadap bocah dilakukan petugas di di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cikalong.
“Pencarian dilakukan dengan penyusuran pinggir sungai, arusnya deras dan karena tidak jauh dari muara kemungkinan banyak lubang-lubang di bawah air. Sejauh ini belum ditemukan ada tanda-tanda keberadaan korban,” katanya.
Sebelumnya, diketahui ada lima warga meninggal dunia terseret arus banjir. Selain korban jiwa, banjir bandang dan longsor juga mengakibatkan sejumlah rumah terendam dan rusak.
Berdasarkan data, sebanyak 173 rumah yang dihuni sekitar 498 kepala keluarga di tiga kecamatan dilaporkan terendam.
Selain merendam rumah, banjir juga mengakibatkan sebuah jembatan di jalur nasional terputus. Akibatnya, 5 desa yakni Desa Ciandum, Ciheras, Pameutingan, Sukahurip, Cipanas terisolir.
Bagaimana tanggapan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil?
“Ada jembatan bailey, dari baja, untuk sementara, dua sampai tiga hari selesai,” ujarnya ketika ditemui di Gedung Sate, Selasa, 6 November 2018.
Pembangunan jembatan bailey bersifat sementara sembari menunggu perbaikan secara permanen oleh pemerintah pusat. Pasalnya, jembatan yang terputus berstatus jalan nasional. Balai Jalan Nasional merupakan pihak yang berwenang memperbaiki jembatan secara permanen. (tribunnews.com/SOE/VEM)