BANTUL, koranmadura.com – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menemui tokoh-tokoh budaya dan agama di Desa Wisata Tembi, Bantul, Yogyakarta. Apa yang mereka bahas?
Sarasehan ini digelar dalam rangka merespon relasi agama dan budaya di masyarakat belakangan ini. Lukman mengatakan bahwa dia telah mencatat 7 poin penting dari hasil sarasehan ini.
Poin pertama, yakni keprihatinan atas terjadinya gesekan terkait budaya dan agama di masyarakat. “Kedua, kepada para tokoh agama untuk menanamkan kesadaran pada masyarakat bahwa tujuan akhir dari ajaran agama adalah untuk membentuk akhlak mulia, toleran, saling menghormati satu dengan lainnya, sabar, menahan diri dan mensyukuri keragaman di Indonesia,” tutur Lukman saat kepada wartawan di Desa Wisata Tembi, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Sabtu, 3 November 2018.
Selain itu, kepada para tokoh budaya agar mengembangkan produk kebudayaan sesuai dengan karakter dan nilai regiliusitas masyarakat Indonesia. “Ketiga, kepada para tokoh budaya untuk terus mengembangkan produk-produk kebudayaan yang menghargai karakter dasar masyarakat Indonesia yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai religiusitas dan spriritualitas,” imbuhnya.
Lanjut Lukman, yang menjadi catatan keempat ialah dorongan kepada pemerintah untuk mengembangkan model pendidikan yang dapat menciptakan jembatan antara nilai religius, nasionalisme, dan etnis bangsa Indonesia.
Disusul poin ke-5 yakni dorongan kepada pemerintah agar menjadikan karya seni, sastra religiositas serta artefak kebudayaan lokal sebagai bagian dari kurikulum pendidikan. Hal ini dalam rangka membentuk kebanggaan atas keragaman dan kebudayaan bangsa Indonesia.
Poin ke-6, yakni dorongan kepada pemerintah dan para penyelenggara pendidikan untuk secara sistematis dan berkelanjutan menanamkan ajaran moral dasar khususnya bagi anak-anak dan generasi muda.
“Terakhir menyerukan kepada semua pihak agar melakukan internalisasi nilai dan moral agama secara substantif, menghindari pemikiran diskriminatif terhadap keagamaan lain. Serta menjadikan spiritualitas sebagai basis kemanusiaan dan kebudayaan yang otentik,” ujarnya.
Poin-poin tersebut, menurut Lukman akan diperhatikan secara khusus oleh pemerintah untuk selanjutnya akan ditindaklanjuti. “Jadi tujuh catatan dari hasil permufakatan Yogyakarta dengan para tokoh agama dan budaya itu akan menjadi pegangan kami untuk kemudian ditindaklanjuti sesuai konteksnya,” pungkasnya. (DETIK.com/ROS/DIK)