JAKARTA, koranmadura.com – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menilai bahwa pengaruh Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab mulai merosot. Salah satu faktornya karena tersandung kasus hukum. Apa tanggapan Timse Prabowo-Sandiaga Uno?
Juru Bicara (Jubir) Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Pipin Sopian menyebut bahwa survei itu memiliki muatan politis utuk menurunkan citra Habib Rizieq.
“Setelah saya membaca beberapa hasil Survei LSI terlihat memiliki muatan untuk menurunkan citra Habib Rizieq. Seperti ada agenda setting untuk menurunkan pengaruh HRS,” ujar Pipin dalam keterangan tertulisnya, Rabu,14 November 2018.
Versi Timses, pengaruh Habib Rizieq masih sangat kuat. Hanya saja menurut dia pentolan FPI itu jadi korban kriminalisasi.
“Padahal faktanya tidak demikian. Sampai saat ini banyak kasus hukum HRS yang ditarik karena tidak cukup bukti. Jadi beliau adalah korban kriminalisasi,” jelas dia.
Termasuk, lanjut Pipin, soal adanya fitnah bendera tauhid di rumahnya. “Termasuk adanya fitnah beliau memasang bendera tauhid di rumahnya dan ditahan oleh pihak kepolisian Arab Saudi. Itu semua tidak benar,” lanjut Pipin.
Sampai saat ini, kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Departemen Politik DPP PKS pengaruh Habibi Rizieq masih cukup berpengaruh pada umat Islam. Dia yakin Habib Rizieq akan berkontribusi menangkan pasangan Prabowo-Sandi.
“Sebagai seorang ulama dan habib, beliau memiliki pengaruh yang besar di tengah umat Islam. Beliau menginginkan Indonesia adil dan makmur serta bermartabat. Saya yakin beliau akan memberikan kontribusi dan pengaruh yang besar dalam memenangkan Prabowo-Sandi sebagaimana beliau telah berperan dalam memenangkan Anies-Sandi di Pilkada DKI,” paparnya.
Sebelumnya diberitakan LSI mengeluarkan hasil survei yang menyebut pengaruh Habib Rizieq sudah merosot. Penurunan ini karena masalah hukum Habib Rizieq.
“Jadi kemerosotan ini karena beberapa hal yaitu sudah tidak lagi di Indonesia dan mungkin dicitrakan bermasalah secara hukum, kemudian memiliki resistensi kepada beberapa kelompok tertentu,” kata peneliti LSI Ikrama Masloman di Kantor LSI Graha Dua Rajawali, Rawamangun, Jakarta Timur. (detik.com/SOE/VEM)