SUMENEP, koranmadura.com – Minimnya tempat sampah yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menyebabkan warga kebingungan untuk membuang sampah. Bahkan, warga memilih membuang sampah tersebut di sungai.
Seperti yang terjadi di sungai yang ada di perbatasan Desa Pragaan dengan Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan, Sumenep. Tumpukan sampah berbagai jenis, mulai sampah plastik, tulang ikan, kertas, tempat odol, bungkus sabun, pembalut, pecahan kaca tampak berserakan. Bertambah hari, sampah kian menggunung, sehingga perlu penanganan dari Pemerintah.
“Itu sudah lama, bahkan di atas sudah terpampang tulisan untuk tidak membuang sampah di sungai. Karena tidak ada tempat sampah, maka warga tetap membuang sampah ke Sungai,” kata salah seorang warga Kecamatan Pragaan, Imam Ghazali saat dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya.
Kondisi tersebut, kata Imam, sedikit mengganggu ketenangan warga. Bahkan, jika tidak cepat dibersihkan nantinya akan menyumbat aliran air yang menyebabkan berpotensi terjadinya genangan air atau banjir. “Warga banyak ngeluh karena bau sampah itu, makanya kami harap ada penagihan serius dari Pemerintah,” pintanya.
Terpisah, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumenep, Agus Salam mengatakan, saat ini DLH hanya mampu menangani sampah di tiga Kecamatan, yakni Kecamatan Kota, Kecamatan Batuan dan Kecamatan Kalianget.
Sementara kecamatan lain belum terjangkau, alasannya karena keterbatasan armada dan petugas sampah. Saat ini DLH hanya memiliki sebanyak 17 dumtruk pengangkut sampah. Itupun kondisinya banyak yang tidak layak pakai.
“Sebenarnya penanganan sampah ini bukan hanya DLH, melainkan tugas bersama. Mulai masyarakat, pejabat tingkat kecamatan. Bahkan, Kepala Desa Sebenarnya bisa menguatkan melalui ADD untuk pengadaan TPS (tempat pembuangan sampah sementara), termasuk pengadaan transportnya. Kami siap merekomendasikan untuk pembuangan sampah ke TPA,” katanya saat dikonfirmasi.
Kedepan, pihaknya akan terus mencari terobosan baru guna bisa menjangkau sampah di setiap kecamatan. Apalagi, saat ini DLH telah memiliki sebanyak 11 kendaraan roda tiga khusus transportasi sampah.
“Rencananya ini akan dioperasikan di wilayah kota nanti, sehingga penanganan sampah nantinya bisa diperlebar, misalnya ke Kecamatan Manding, Saronggi dan Gapura,” tegasnya. (JUNAIDI/ROS/VEM)