SUMENEP, koranmadura.com – Meski ada penurunan dibanding tahun sebelumnya, sepanjang 2018 Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep, Madura, Jawa Timur, mencatat jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) mencapai ratusan.
Kepala Dinkes Sumenep, Fatoni mengungkapkan bahwa selama tahun 2018 terdapat sekitar 233 warga yang tercatat mederita penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti tersebut. “Tidak ada yang sampai meninggal dunia,” ungkapnya.
Sekadar diketahui, kasus demam berdarah di kabupaten paling timur paling tinggi terjadi pada 2016 lalu. Waktu itu sampai menyentuh angka seribu lebih. Sementara di 2017 mengalami penurunan yang cukup drastis. Hanya di kisaran 200 kasus. Tak jauh beda dengan tahun ini.
Menurut Fatoni, meski di 2018 angka penderita DBD masih mencapai ratusan, namun penanganan hanya sampai Puskesmas. Tidak ada yang harus dirujuk ke rumah sakit. Kecuali yang di wilayah kota.
Salah satu faktor penderita DBD masih mencapai ratusan di 2018 ialah musim penghujan. Karena itu, sebagai antisipasi pada musim penghujan kali ini, pihaknya sudah menetapkan hampir seluruh wilayah daratan di Kabupaten Sumenep endemis demam berdarah. Pihaknya telah melakukan sosialisasi terkait hal itu.
“Seluruh Puskesmas juga telah disiagakan, termasuk penyediaan obat-obatan maupun alat fogging yang bisa langsung dimanfaatkan saat ada indikasi maupun laporan kasus demam berdarah,” tambahnya.
Namun semua itu tidak cukup. Menurut dia, untuk melawan penyakit DBD yang biasanya marak saat musim penghujan, masyarakat juga perlu “turun tangan” dengan senantiasa memperhatikan dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
“Kebersihan lingkungan harus dijaga. Terutama di tempat-tempat umum yang berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk. Misalnya di sekolah, harus dijaga betul,” ujarnya. (FATHOL ALIF/ROS/VEM)