SAMPANG, koranmadura.com- Pengakuan palsu Idris, penembak Subaidi soal senjata api (senpi) membuat sejumlah pihak menduga ada keterlibatan aktor lain dalam kasus tersebut.
Jubir Ikatan Alumni Mambaul Ulum Bata-bata (IKABA) Pamekasan, Madura, Jawa Timur Salim Segav menyampaikan, pihaknya tetap mempercayakan penanganan kasus penembakan Subsidi kepada pihak penegak hukum. Namun, IKABA minta agar kasus ini dituntaskan sampai ke akar-akarnya.
“Siapapun pihak yang terlibat dalam kasus ini, mulai dari perencanaan, sebelum kejadian dan pasca kejadian penembakan, itu harus dituntaskan,” pinta Salim Segav, Sabtu, 1 Desember 2018.
Sebab, dalam temuan fakta-fakta baru, pelaku yang semula mengaku menggunakan senjata api (senpi) pen gun ternyata menggunakan pistol Baretta pabrikan Itali. Kemudian, pengakuan tersangka yang menyatakan terdapat perkelahian dengan korban ternyata juga palsu.
“Yang kami inginkan adalah indikasi adanya aktor intelektual yang merencanakan semua ini, sampai-sampai pelaku memberikan keterangan palsu. Kami yakini itu ada tujuannya. Nah barangkali ada pihak-pihak tertentu yang sengaja ingin melindungi, terlebih soal senpi. Makanya kami menginginkan semua pihak yang terlibat dalam kasus ini dituntaskan, agar diketahui maksud dan tujuannya,” ucapnya.
Lanjut Salim mengatakan, adanya tersangka baru berinisial HA yang saat ini menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO) tentunya menjadi ekspektasi publik yang luar biasa bagi masyarakat.
“Jadi kami minta secara serius menangkap tersangka yang masih DPO ini sehingga bisa dikembangkan lagi mengenai asal muasal senpi itu,” pungkasnya.
Sementara Kapolres Sampang, AKBP Budi Wardiman masih belum bisa dikonfirmasi meski nomor teleponnya terdengar aktif.
Untuk diketahui, Subaidi merupakan anggota PPS di Desa Tamberu Timur, Kecamatan Sokobanah. Subaidi diketahui sudah menjalani rumah tangga hingga belasan tahun dengan Nurfaizah dan dianugerahi satu orang putra yang saat ini masih duduk di bangku kelas 1 SD.
Subaidi ditembak oleh Idris menggunakan pistol Baretta pabrikan Italia gegara video unggahannya di medsos Facebook yang membuat pelaku sakit hati di Dusun Gimbuk Timur, Desa Sokobanah Lao, Kecamatan Sokobanah. (Muhlis/SOE/VEM)