SUMENEP, koranmadura.com – Hingga menjelang akhir tahun anggaran 2018, serapan APBD Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur baru sekitar 80 persen dari total Rp 21 triliun lebih.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi mengatakan berdasarkan laporan yang diterima per 26 Desember 2018, penyerapan APBD baru kisaran 80 persen. Salah satu kendalanya, karena sejumlah pekerjaan yang sifatnya kontraktual belum selesai.
Pengusaha muda itu mengatakan anggaran yang belum terserap diantaranya belanja barang dan jasa yang sifatnya pengadaan barang dan proyek fisik sekitar Rp 160 miliar dan belanja modal berupa bantuan sosial dan hibah sekitar Rp 224 Miliar.
“Termasuk juga Pokir (program pokok pikiran rakyat) dewan di beberapa OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang tidak dilengkapi ‘by name’ dan ‘by address’ penerima juga menjadi pemicu rendahnya penyerapan APBD,” katanya pada sejumlah media, Kamis, 27 Desember 2018.
Suami Nia Kurnia Fauzi itu memprediksi, hingga tutup tahun 2018, realisasi APBD 2018 maksimal di kisaran 91 persen. Maka dari itu, 9 persen APBD tidak terserap dan menjadi sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa).
“Maka dari itu, kami akan mengevaluasi Pimpinan OPD yang tingkat penyerapan anggarannya di tahun 2018 yang terbilang rendah. Agar pada tahun 2019 penyerapan APBD lebih maksimal,” tegasnya. (JUNAIDI/SOE/DIK)