SUMENEP, koranmadura.com – Direktur Utama Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti Sumekar, Sumenep, Novi Sujatmiko memastikan pendapatan asli daerah (PAD) 2018 yang bersumber dari BPRS Bhakti Sumekar lebih kecil dibandingkan tahun 2017.
Diketahui, tahun 2017, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu mampu menyumbang PAD sekitar Rp 6 miliar lebih.
“Ada penurunan dibandingkan tahun lalu, karena masih membuka kantor cabang,” kata Novi saat dikonfirmasi, Senin, 24 Desember 2018.
Dijelaskan Novi, pembukaan kantor cabang memerlukan modal yang cukup besar, sehingga akan berdampak pada PAD.
“Konsekuensi pembukaan cabang itu adalah beban operasional meningkat dan belum bisa menyumbang pendapatan, masih rugi. Untuk bisa nyumbang pendapatan butuh waktu selama 1,5 hingga 2 tahun,” jelasnya.
Namun demikian, Novi tidak menyebutkan besaran PAD tahun 2018. “Rinciannya ada di BPKAD,” ungkapnya.
Saat ini kata Novi, BPRS telah memiliki sebanyak 31 kantor cabang, meski sebagian belum disetujui oleh OJK menjadi kantor cabang, melainkan masih berstatus sebagai kantor kas.
“Ada dua kantor yang semula diajukan menjadi kantor cabang, tapi oleh OJK direkomendasikan untuk ditinjau ulang, sehingga keduanya masih berstatus sebagai kantor kas,” tegasnya. (JUNAIDI/ROS/VEM)