Oleh: Said Abdullah
Sebuah twit Duta Besar Arab Saudi Osamah Al Shuaibi beredar di tengah masyarakat yang isinya bersentuhan dengan organisasi Nahdatul Ulama. Sekalipun sempat diedit namun ada masyarakat yang sudah menscreenshot twit itu. Karena isinya menyangkut salah satu organisasi Islam terbesar di negeri ini, materi twit menjadi viral di tengah masyarakat.
Berbagai reaksi bermunculan di tengah masyarakat. Yang menarik walau twit itu menyinggung salah satu komponen Islam negeri ini, yang seharusnya membangkitkan kebersamaan ternyata justru membuat pendapat masyarakat seperti terbelah. Bukan lagi sekedar perbedaan pendapat dalam menyikapi pernyataan itu tapi mengisyaratkan riak-riak yang membentangkan jarak.
Aroma perbedaan dukungan kepada Calon Presiden dan Wakil Presiden dalam pelaksanaan Pilpres 2019 harus diakui seperti memberi warna perbedaan tajam dalam menyikapi twit Duta Besar Arab Saudi. Ada nuansa memanfaatkan twit demi kepentingan politik Pilpres dengan mengabaikan kepentingan yang jauh lebih besar yaitu kedamaian negeri ini dan semangat menjaga hubungan persaudaraan Islam Indonesia dengan Arab Saudi.
Dalam tradisi kehidupan kemasyarakatan di hampir seluruh dunia bila ada sebuah Negara lain mengesankan ikut campur, reaksi masyarakat dalam Negara itu tanpa kecuali bersatu memberikan perlawanan atau sekurangnya respon balik yang meminta agar Negara itu tak ikut campur. Masyarakat dalam Negara itu bersatu padu demi Marwah bangsa dan Negara dengan menanggalkan semua perbedaan kepentingan politik.
Di sinilah perlu masyarakat Indonesia mengembangkan kearifan pemikiran dan sikap serta bahkan mewaspadai adanya potensi konflik di antara komponen masyarakat negeri ini. Katakanlah memang ada keseleo dari Duta Besar Arab Saudi itu, namun masyarakat tidak perlu merespon frontal yang berakibat terganggunya hubungan Indonesia dan Arab Saudi. Bahkan kita harus mengedepankan asumsi bisa jadi ini sebenarnya lebih merupakan ekspresi personal dari sang Duta Besar dan bukan merupakan sikap resmi pemerintah Arab Saudi.
Dalam konteks ini penting mempertimbangkan hubungan bilateral Indonesia dan Arab Saudi yang sangat dekat bahkan penuh nuansa persaudaraan Islam. Masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam secara personal melalui media ibadah haji sulit diingkari memiliki hubungan special yang tak sekedar terkait pengelolaan haji dengan pemerintah dan masyarakat Arab Saudi. Karena itu sekali lagi perlu kearifan dalam mencermati “kecelakaan” twitter itu.
Hal mendasar lainnya, yang perlu diwaspadai adalah merebaknya ketegangan karena perbedaan cara pandang masyarakat Indonesia dalam merespon twit itu. Jangan sampai kecerobohan orang luar, masyarakat Indonesia terjebak ketegangan yang dapat merusak kedamaian negeri ini. Perlu diwaspadai para petualangan politik selalu mencari moment untuk merusak kedamaian dan ketenangan negeri ini.
Provokasi kuat agar mengusir Duta Besar Arab Saudi yang belakangan beredar kencang di media social merupakan upaya sistematis menyeret Indonesia dalam pusaran konflik dengan Arab Saudi, yang tujuan akhirnya mengarah pada penciptaan konflik di dalam negeri ini. Percikan api kecil hubungan Indonesia-Arab Saudi itu sangat mungkin dimanfaatkan kekuatan yang berkepentingan untuk mengeruk keuntungan dari situasi konflik di negeri ini.
Karena itu, sebagian besar masyarakat muslim negeri ini berharap respon PBNU yang sebelumnya memang relatif kencang kembali normal demi kepentingan keseluruhan hubungan Indonesia dan Arab Saudi serta menjaga persoalan twit ini agar tidak merembes menjadi amunisi konflik bagi kepentingan para petualang politik, yang tak ingin negeri ini penuh kedamaian.
Pemeritah Indonesia diharapkan mengambil sikap bijak dalam merespon persoalan twit itu tentu dengan tetap menjaga wibawa Indonesia sebagai Negara berdaulat. Bagaimanapun hubungan bilateral Indonesia dan Arab Saudi terlalu bernilai bila harus terputus hanya karena sebuah kecerobohan dari seorang Duta Besar, yang belum tentu mewakili keseluruhan sikap pemerintah Arab Saudi. Ukhuwah Islamiyah antar dua Negara adalah payung indah demi hubungan kedua Negara dan terutama menjaga kedamaian negeri ini.