SUMENEP, koranmadura.com – Tim Satgas Anti Mafia Bola Mabes Polri telah selesai meminta keterangan terhadap tiga orang dari tim Madura FC. Penyidik keluar dari Ruang Gelar Mapolres Sumenep, Madura, Jawa Timur, sekira pukul 10.45 WIB., Jumat, 28 Desember 2018.
Selama di Sumenep, tim penyidik memintai keterangan tiga orang dari tim Madura FC sejak kemarin, Kamis, 27 Desember 2018. Mereka yang dimintai keterangan adalah Manajer Madura FC, Januar Herwanto; Pelatih Madura FC, Salahudin; dan salah seorang pemain, Muhammad Choirul Rifan.
Penyidik Satgas Anti Mafia Bola, Kombes Pol. Arief Adhiharsa menjelaskan, pihaknya ke Sumenep dalam rangka melakukan penyelidikan dugaan kasus pengaturan skor. “Di sini (Sumenep) ada tiga orang yang dimintai keterangan. Semuanya dari rekan-rekan Madura FC,” ungkapnya.
Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri ini mengungkapkan, pihaknya belum menetapkan tersangka dalam kasus yang sedang ditangani. “Belum ada tersangka. Karena masih proses penyelidikan. Tapi arahnya akan ke sana,” tambah dia.
Baca: Giliran Operator Kompetisi yang Diinterogasi Satgas Anti Mafia Bola
Manajer Madura FC, Januar Herwanto, menjelaskan bahwa pihaknya dimintai keterangan terkait pertandingan away Madura FC menghadapi PSS Sleman saat babak penyisihan dan babak delapan besar Liga 2 Indonesia 2018. “Dalam kasus ini kami bukan objek perkara. Kami hanya dimintai keterangan,” ungkapnya.
Menurut Januar, sedikitnya ada 28 pertanyaan yang ditanyakan penyidik kepada pihaknya. “Pertanyaannya berkutat soal Pak Dayat (oknum Exco yang diputus bersalah oleh PSSI dan membuat si oknum mundur dari jabatannnya) dan terkait offside ‘dua kilo meter’ di babak delapan besar itu,” jelasnya.
“Cuma dia (penyidik) lebih mempertajam terkait dialog saya dengan Pak Dayat mulai dari Sumenep sampai ada penawaran agar kami mengalah,” tambahnya.
Baca: Satgas Anti Mafia Bola Belum Selesai Mintai Keterangan Manajer Madura FC
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Januar buka-bukaan terkait upaya pengaturan skor. Dia mengaku pernah ditelpon oleh Hidayat waktu masih menjabat Exco PSSI. Saat itu, Madura FC akan melawat ke markas PSS Sleman dalam pekan kedua babak penyisihan Grup Timur Liga 2 Indonesia 2018 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, 2 Mei 2018.
Menurut Januar, Hidayat sempat menawari dirinya sejumlah uang agar mengalah dari PSS Sleman. Namun tawaran itu ditolak. Bahkan Hidayat kemudian mengancam akan “membeli” pemain Madura FC. Namun demikian akhirnya Madura FC berhasil menang 2-1 atas PSS pada laga ini.
Mengetahui namanya disebut dalam kasus pengaturan skor, Hidayat akhirnya mengundurkan diri sebagai anggota Exco PSSI pada Senin, 3 Desember lalu. Di samping itu, Komdis PSSI juga menghukum Hidayat dengan larangan berkecipung di dunia sepakbola Indonesia selama tiga tahun dengan dua tahun dilarang ke stadion, serta denda Rp 150 juta.
Tak cukup sampai di situ, drama antara Madura FC dengan PSS Sleman kembali terjadi di babak delapan besar pada 6 November 2018 di stadion yang sama. Laga itu berakhir untuk kemenangan tuan rumah dengan skor 1-0.
Hanya saja, satu-satunya gol yang tercipta di menit ke-81 itu melahirkan kontroversi. Pasalnya, gol bunuh diri Muhammad Choirul Rivan saat berusaha menghalau umpan silang Ilham Irhaz tetap disahkan oleh wasit meski Ilham sebenarnya sudah lebih dulu masuk off-side. (FATHOL ALIF/ROS/VEM)