JAKARTA, koranmadura.com – Sering terlihat di jalan wanita dibonceng motor memilih duduk menyamping. Sebenarnya tidak disarankan duduk menyamping di sepeda motor bila melihat dari sisi keamanannya.
Hal tersebut diungkapkan oleh instruktur safety riding binaan Astra Honda Motor Hendrik Ferianto, ia menyarankan agar pebonceng lebih memilih posisi duduk menghadap depan dibanding menyamping. Namun apabila terpaksa, berikut tips yang dibagikan agar pebonceng terhindar dari hal yang tidak diinginkan.
“Sebenarnya untuk duduk nyamping kita nggak menyarankan, tapi ada tipsnya, untuk wanita pertama konfirmasi dulu sama pengendara, arah wajahnya ke kanan atau ke kiri, biasanya posisi tubuh membelakangi sebelah kanan dan wajah di sebelah kiri, berarti si pengendara kalau belok ke sebelah kiri tidak boleh belok terlalu miring,” kata Hendrik.
Sebab, lanjutnya, pembonceng sepeda motor yang duduk menyamping ke kiri itu posisinya membelakangi jalan ketika motor berbelok ke kanan. Sehingga, ketika motor terlalu miring, akan timbul sugesti di benak penumpang itu seperti akan terjatuh.
“Dari segi keamanan, tetap lebih safety posisi ngangkang (menghadap ke depan), justru untuk posisi duduk nyamping itu yang banyak kejadian karena rok atau kain yang panjang nyangkut di rantai, tipsnya adalah sebelum naik rok atau kain dilipat ke depan, supaya kain dari rok belakang itu tidak terburai,” ucap Hendrik.
Lebih lanjut, posisi tangan juga perlu diperhatikan. Setidaknya si pebonceng menggenggam sesuatu untuk menambah keseimbangan. “Posisi tangan itu tidak boleh berada di pangkuan apalagi sambil main handphone, jadi tangan harus memegang jok sebelah kanan atau memegang jaket dari si pengendara, untuk menambah keseimbangan dari si pebonceng,” kata Hendrik.
Hendrik tetap menekankan untuk posisi paling aman dilakukan oleh orang yang dibonceng adalah menghadap ke depan atau dengan istilah forward facing.
“Kemudian wajah, posisinya harus memperhatikan jalan, namun nggak berada percis di belakang helm, supaya si pembonceng tahu kondisi di depan seperti apa, contoh banyak kejadian ngerem mendadak si peboncengnya mental ke depan, karena dia tidak siap dan tidak tahu,” ungkap Hendrik. (DETIK.com/ROS/VEM)