PAMEKASAN, koranmadura.com – Masyarakat di Pamekasan, Madura, Jawa Timur ternyata enggan untuk melakukan donor darah. Kenapa?
Kepala Unit Donor Darah Pamekasan Syafirullah mengatakan enggannya masyarakat karena mereka mengira daranya diperjualbelikan.
“Mereka bilang gini, darah dari kita itu gratis kok, tetapi kita butuh darah kok beli. Padahal sudah saya sampaikan bahwa, tidak ada jual beli darah,” jelas Syafirullah, Selasa, 11 Desember 2018.
Kalau pun ada, kata Syafii, itupun sebagai pengganti saja. Menurutnya wajar karena tidak ada anggaran dari Pemkab.
“Pembiayaan itu penganti darah atau BPBC sesuai dengan keputusan gubenur No. 41 Tahun 2014 yang berbunyi biaya pengganti pengolahan darah tiap kantong sebesar Rp 300 ribu,” tambahnya.
Untuk menyakinkan masyarakat, pihaknya akan berupaya memberikan penyadaran agar tidak salah paham tentang. Salah satunya lewat ormas NU dan Pondok Pesantren.
“Kita melakukan pendekatan langsung kepada masyarakat, beberapa organisasi seperti NU dan Pondok Pesanten untuk memberikan sosialisasi semacam itu, agar masyarakat tidak salah paham,” imbuhnya.
Soal stok darah, pihaknya memastikan masih cukup. “Saya kira cukup karena sebelum saya ada di sini, pemenuhan darah itu sekitar 300 sampai 350 kantong, tetapi sekarang sudah seribu kantong,” pungkasnya. (SUDUR/SOE/DIK)