JAKARTA, koranmadura.com – Meski lebih mudah dikendarai, anggapan soal mobil matik ribet ketika mogok masih melekat pada masyarakat Indonesia.
Mobil matik memang berbeda dengan mobil manual saat mogok. Kalau mobil manual bisa langsung didorong untuk memancingnya agar menyala, beda halnya dengan matik. Ketika mogok, mobil matik tak bisa didorong sama sekali. Tentu itu menyusahkan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Namun anggapan tersebut perlahan-lahan mulai menghilang. Mobil-mobil bertransmisi otomatis kian digemari orang Indonesia walaupun mobil manual masih cukup mendominasi. Bisa dilihat para pabrikan saat ini menawarkan varian matik pada setiap modelnya.
“Kalau kota besar mulai bergeser ke otomatis, mungkin karena kondisi padatnya jalan,” ujar Executive General Manager PT Toyota Astra Motor Fransiscus Soerjopranoto saat dihubungi.
Soerjo sapaan akrab Fransiscus juga menambahkan, imaj yang melekat pada mobil matik sulit ketika bermasalah pun tidak terlalu digubris.
Salah satu kelebihan mobil matik memang mudah dikendarai. Hanya tinggal menginjak pedal gas dan rem saja mobil sudah bisa berjalan. Beda halnya dengan mobil manual yang masih terdapat pedal kopling.
“Dan perasaan khawatir memiliki otomatik juga menurun karena tidak seperti awal-awal image-nya,” terangnya.
Di Toyota sendiri, penjualan mobil bertransmisi matik sudah hampir menyamai versi manualnya. “Matik sekitar 35-40 persen ya,” pungkas Soerjo. (DETIK.com/ROS/VEM)