MALANG, koranmadura.com – Pasca tsunami menghantam Banten dan Lampung, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangkates Malang mengimbau kepada suluruh warga dan wisatawan untuk tidak berliburan di pantai.
Pasalnya, memasuki musim liburan natal dan tahun baru pantai Selatan Malang kerap dijadikan destinasi favorit para wisatawan untuk berlibur.
Imbauan tersebut disampaikan oleh Kepala BMKG Musripan. Menurut Musripan situasi di selatan pantai Malang, Jawa Timur relatif aman ketimbang selat Sunda.
“Berlibur di pantai tidak apa-apa. Asal itu tadi kalau merasakan gempa kuat atau besar segera menghindari dekat pantai, utamakan keselamatan,” imbau Musripan, Senin, 24 Desember 2018.
Diketahui tsunami Banten dan Lampung sudah menyebabkan 281 korban tewas, sementara sebanyak 800 orang luka-luka dan ribuan orang mengungsi.
“Kita harus bedakan, selat Sunda, Banten memang ada potensinya, Gunung Krakatau pernah tsunami besar, sekarang Anak Krakatau, tsunami itu berulang. Kalau kita lihat di Jawa Timur terutama Selatan Malang tidak ada Gunung Merapi di laut,” jelas Musripan.
Selama ini kata Musrifan, hampir setiap hari terjadi gempa di selatan Malang, namun kekuatannya masih di bawah 6 skala ritcher. Namun, Musrifan tidak bisa memastikan wilayah selatan Malang aman dari gempa. Karena gempa tektonik juga bisa terjadi apabila di atas 7 skala ritcher (SR).
“Selama ini gempa tektonik yang bisa menggerakan tsunami itu di atas 7 skala ritcher. Memang sering terjadi gempa di selatan Malang, tapi kan dibawa 6 skala ritcher belum bisa menggerakan tsunami,” ujar Musripan.
Ia menambahkan bahwa di Malang memang ada gudung Bromo dan Semeru, tetapi bukan laut. Sehingga situasinya berbeda dengan Selat Sunda. Di Selat Sunda ada potensi gunung berapi Anak Krakatau. Bahkan aktivitas Gunung Anak Krakatau ataupun runtuhan Anak Krakatau dapat menyebabkan gelombang tinggi hingga tsunami.
“Di Malang, memang ada Gunung Bromo dan Gunung Semeru tapi bukan di laut. Kecuali ada gempa tektonik yang cukup kuat, itu sangat perlu diwaspadai di Selatan Malang bahkan seluruh Selatan Jawa,” kata Musripan.
Untuk alat pengukur gempat, Musrifan memastikan semua alat terpasang secara nasional bukan hanya di Kantor BMKG Karangkates, Malang saja. Alat itu disebar secara nasional di beberapa titik. Jika alat pengukur menghasilkan parameter gempa di atas 7 skala ritcher akan disebarkan ke seluruh stasiun BMKG di Indonesia.
“Alat untuk Jawa Timur ready, saya sering mengingatkan baik melalui sosialisasi atau siaran di radio, media agar selalu waspada. Bila terjadi gempa kuat, maka segera meninggalkan lokasi pantai bagi yang tempat tinggal di dekat pantai,” kata Musripan. (VIVA.co.id/SOE/DIK)