PAMEKASAN, koranmadura.com – Sebanyak 24 pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, periode 2018-2021, akan dilantik oleh Pengurus PWI Jatim, Kamis, 6 Desember 2018.
Pelantikan kali ini mengangkat tema Etika Pers dan Pemilu Damai. Tema ini sengaja diangakat untuk kembali mengingatkan anggota dan pengurus PWI akan pentingnya memegang teguh kode etik profesi.
“Tema pelantikan nanti adalah menguatkan komitmen Etika Pers, Pengawal Pemilu Damai Berintegritas 2019,” kata Ketua PWI Pamekasan Abd Aziz, Selasa, 4 Desember 2018.
Pewarta Perum LKBN Antara ini menyatakan, sebagai sebuah profesi, wartawan harus memegang teguh nilai etik profesi tersebut sebagaimana telah tertuang dalam kode etik jurnalistik, wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
“Dan jika kita mengacu kepada prinsip-prinsip yang tertuang dalam kode etik jurnalistik, sebenarnya profesi wartawan ini adalah mulia. Wartawan mengemban tugas kenabian,” kata Aziz.
Oleh karenanya, sambung dia, pelantikan pengurus PWI Pamekasan dimanfaatkan sebagai momentum untuk mengingatkan kembali, akan pentingnya mematuhi kode etik dalam menjalankan tugas-tugas jurnalistik di lapangan.
Sebagai bentuk tanggung jawab warga negara yang baik, jurnalis juga perlu mendukung terselenggaranya pesta demokrasi lima tahun 2019 dengan damai, santun, berkualitas dan berintegritas. “Caranya tentu harus dilakukan sesuai dengan kapasitas kita sebagai wartawan, yakni melalui pemberitaan yang mendidik, mencerahkan dan mencerdaskan, bukan saling memojokkan antara satu kelompok dengan kelompok lain,” ujar Aziz.
Aziz bahkan mengingatkan anggotanya untuk tidak mengabaikan kode etik jurnalistik. Sebab menurutnya, anggota PWI Pamekasan telah lulus uji kompetensi wartawan.
“Semua anggota PWI Pamekasan yang berjumlah 24 orang ini kan sudah lulus uji kompetensi wartawan semua. Jika kode etik profesi jurnalis diabaikan, maka tidak menutup kemungkinan level kompetensinya dicabut. Ini penting karena wartawan ini ibarat pengarah dalam dinamika sosial, melalui informasi yang mereka buat dan dibaca publik,” katanya, menjelaskan. (RIDWAN/ROS/DIK)