SUMENEP, koranmadura.com – Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) dan Barisan Ajaga Tana Ajaga Na’ Potoh (BATAN) Sumenep, Jawa Timur, menggelar Kongres Petani dan Santri di Madura, Sabtu, 22 Desember 2018.
Kegiatan yang berlangsung di Pondok Pesantrem Nasy’atul Muta’allimin ini mengangkat tema: Islam, Pesantren dan Kedaulatan Petani di Madura. Kegiatan diselenggarakan selama dua hari, yakni sampai besok, 23 Desember 2018.
Kegiatan ini berangkat dari kegelisahan sejumlah aktivis di Madura, khususnya di Kabupaten Sumenep dalam menyikapi persoalan agraria yang kian menumpuk di tengah-tengah “remuk-lebamnya” gerakan masyarakat melawan kekuatan kapitalis (pemodal).
Kongres Petani dan Santri di Madura ini, salah satu tujuannya, untuk mengorganisir gerakan petani dan santri pada wilayah gerakan yang lebih ideologis dan progresif dan memetakan problem petani dan problem agraria menuju kedaulaan petani yang anti-kapitalisme.
“Kegiatan ini juga untuk merancang dan menggagas strategi gerakan petani melalui perumusan oraganisasi dan arah juang petani dan santri di Madura,” ujar Koordinator FNKSDA Sumenep, Moh. Roychan Fajar.
Sekadar diketahui, peserta yang hadir dalam kegiatan kongres hari ini mencapai puluhan. Ketua PCNU Sumenep dan sejumlah kiai tampak di tengah-tengah mereka.
“InsyaAllah peserta kongres masih akan bertambah. Harapan kami, nanti sampai besok, bisa mencapai seratus lebih,” tambah pria yang akrab disapa Roy itu. (FATHOL ALIF/ROS/VEM)