SAMPANG, koranmadura.com – Setelah melalui olah TKP dan penyelidikan, akhirnya polisi berhasil mengamankan pelaku pembuang bayi berjenis laki-laki yang ditemukan di bawah jembatan di Dusun Kramat, Desa Pecanggan, Kecamatan Pengarengan, Sampang, Madura, Jawa Timur pada Sabtu, 24 November 2018 lalu. Pelaku tersebut tak lain adalah orang tuanya sendiri.
Kapolres Sampang, AKBP Budi Wardiman melalui Kasatreskrim AKP Hery Kusnanto menyatakan, kasus pembuangan bayi berhasil diungkap setelah melalui proses olah TKP dan penyelidikan.
Akhirnya, pihaknya mengamankan pelaku MRH (33), warga Dusun Kangkongan, Desa Apaan, Kecamatan Pengarengan dan MW (60), warga Dusun Kobbu, Desa Ragung. Menurutnya AKP Hery, bayi tersebut dibuang untuk menutupi rasa malu lantaran diduga hasil dari hubungan gelap.
“Setelah olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi, beberapa hari dari kejadian, akhirnya kami mengamankan perempuan M di wilayah Sumenep setelah melarikan diri. Setelah dimintai keterangan, akhirnya mengakui jika yang membuang bayi tersebut adalah dirinya. Bayi dilahirkan seorang diri tanpa melibatkan orang lain di rumahnya karena hasil hubungan gelap dengan seorang laki-laki. Dan kemudian keesokan harinya bayi laki-laki itu dibuang,” jelasnya, Senin, 24 Desember 2018.
Dari hasil pengembangan, lanjut AKP Hery menjelaskan, pembuangan bayi laki-laki tersebut atas saran dari pasangan gelapnya, bernama MW. Dari hasil pengembangan tersebut pihaknya kemudian melakukan penangkapan terhadapnya.
“Sekarang keduanya diamankan. Tapi si perempuannya masih dalam perawatan medis karena mengalami pendarahan,” tuturnya.
Kedua pelaku saat ini dijerat pasal Pasal 77 hruf b UU RI No. 35 Th. 2014 tentang perubahan atas UU RI No. 23 Th. 2002 tentang perlindungan anak atau pasal 305 KUHP subs pasal 308 KUHP. “Keduanya terancam pidana selama 20 tahun penjara,” tegasnya.
Diketahui, penemuan bayi laki-laki tanpa busana dan lengkap ari-arinya bermula di saat dua siswi MTs Mambaul Ulum, Desa Gulbung yakni Susanti Fransiska dan Lailatul Komariyah hendak pulang sekolah sekitar pukul 11.00 WIB. Namun, sesampainya di Dusun Kramat, Desa Pecanggan, keduanya mendengar tangisan seorang bayi di bawah jembatan.
Karena merasa kaget dan takut, kemudian kedua siswi melarikan diri serta berteriak kepada warga setempat dan memberitahukan bahwa di bawah jembatan ada suara tangisan bayi. Kemudian, dirinya bersama tiga warga setempat mendatangi asal suara tangisan bayi tersebut dan memungutnya hingga dimandikan di rumah warga. (MUHLIS/SOE/DIK)