SUMENEP, koranmadura.com – Potensi pertanian di Kepulauan Sumenep, Madura, Jawa Timur mulai menggeliat. Bahkan, bermacam budidaya tanaman holtikultura mulai dikembangkan. Seperti yang dilakukan oleh sebagian petani di Pulau Kangean Sumenep ini.
Salah satunya budidaya melon. Hasilnya bisa menguasai pangsa pasar hingga luar Madura. Karena kualitas melon Pulau Kangean atau yang dikenal dengan Melon Arjasa tidak kalah saing dengan budidaya melon yang dibudidayakan oleh petani melon luar Sumenep.
“Itu hanya contoh kecil potensi pertanian di Kepulauan, utamanya di Kangean. Selama ini potensi pertanian di Kangean sangat besar,” kata Badrul Aini tokoh Masyarakat asal Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean.
Tidak hanya itu, dengan luas lahan potensi pertanian sekitar 23 ribu hektar itu, Kangean selama ini dikenal sebagai salah satu sentra penghasil gabah terbesar, khusunya di Kabupaten Sumenep. “Di kangean bukan hanya penghasil padi, jagung, kacang ijo bahkan bisa untuk bawang dan tembakau. Hanya perlu pengembangan infrastruktur pertanian seperti jalan akses ke lahan tani yang masih kurang memadai,” kata Badrul.
Namun, potensi tersebut, lanjut Badrul, tidak didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Cara budidaya yang dilakukan petani masih bersifat tradisional. Sehingga membutuhkan terobosan baru yang lebih modern, sehingga hasil pertanian lebih maksimal dan berimbas pada kesejahteraan petani.
“Peralatan pertanian harus lebih modern karena di Kangean sapi dan kerbau masih dipakai membajak sawah. Kami yakin kalau ada sentuhan teknologi modern, hasil pertanian di Kangean bisa mendukung suksesnya program swasembada pangan yang dicanangkan oleh pemerintah,” tegasnya.
Pria yang juga sebagai Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumenep itu berharap, ada perhatian khusus dari Pemerintah pada petani di Kepulauan. Salah satunya terkait ketersediaan pupuk. Saat musim tanam pupuk langka dan harganya melambung tinggi. Begitupula saat musim panen, hasil pertanian dibeli dengan harga yang tak layak.
Selama ini, kata dia, saat musim panen raya harga jual dikalangan petani anjlok. “Saya sebagai anggota dewan asal Pulau Kangean mendukung penuh program-program Dispertahortbun untuk menjadikan Pulau Kangean mandiri dalam hal kebutuhan pangan,” tegasnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Dispertahortbun) Sumenep Bambang Heriyanto mengatakan, potensi pertanian di Kangean memang luas. Bahkan dirinya mengakui melon Kangean cukup bagus, mampu menghasilkan buah melon yang dapat bersaing dengan daerah penghasil melon lainnya.
“Hasil melon dari Arjasa, pulau Kangean ini luar biasa, tidak semua lahan bisa ditanami melon, sehingga tahun ini kami akan melakukan identifikasi lahan yang cocok untuk diseriusi menanam buah melon,” katanya beberapa waktu lalu.
Ditegaskan Bambang, sebelum melangkah melakukan pengembangan dan perlindungan kepada petani setempat, perlu identifikasi untuk memastikan lahan yang benar-benar produktif ditanami melon.
“Kita identifikasi secara menyeluruh, selain lahan, penyediaan benih, budidaya hingga pemasaran perlu diidentifikasi, sehingga tahun 2019 nanti kita akan lakukan pengembangan sesuai anggaran yang ada,” tandasnya. (JUNAIDI/ROS/VEM)