SUMENEP, koranmadura.com – Rekrutmen Tenaga Pembantu Lapangan (TPL) Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, tercium bau tak sedap. Pasalnya, ditengarai ada pungutan liar terhadap sejumlah peserta.
Kepada koranmadura.com salah peserta mengaku dimintai uang sebesar 20 juta agar dirinya lolos sebagai Tenaga Pembantu Lapangan (TPL) di Dispertahorbun Sumenep. “Karena saya orang tak punya, ya akhirnya nama saya tak keluar mas, awalnya saya ikut secara prosedural, kareana tidak bayar saya tidak lolos,” ucap peserta berinisial H tersebut.
H mengaku bahwa orang yang minta uang pelicin terhadap dirinya agar lolos menjadi TPL adalah oknum pejabat di Dinas yang berbeda dengan dalih jatah dari Dewan. Ditengarai orang tersebut adalah salah satu staf di salah satu Sekretariat di Sumenep berinisial S, dan satunya lagi mengaku bekerja di Dinas yang berbeda berinisial A.
Sementara Kepala Dispertahortbun Sumenep Bambang Heriyanto membantah jika ada pungutan liar. Menurut Bambang, rekrutmen dan kelulusan TPL tersebut tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis. TPL, lanjut Bambang, sifatnya hanya membantu kegiatan di Dispertahortbun pada tahun 2018.
“Dinas mulai dari saya sampai dengan penyuluh tidak ada yang melakukan pungutan sama sekali alias Gratis. Demikian yang dapat kami jelaskan, terima kasih,” ucap Bambang kepada koranmadura.com, Kamis 13 Desember 2018.
Dikatakan Bambang, bahwa TPL sifatnya hanya membantu pelaksanaan kegiatan yang ada di Dispertahortbun, selanjutnya jika kegiatan itu selesai, maka selesai pula tugas pembantu lapangan tersebut.
“Sifatnya membantu pelaksanaan kegiatan, begitu kegiatan ini selesai, maka selesai pula tugas pembantu lapangan tersebut,” tambahnya.
Informasi yang diterima koranmadura.com, sedangkan yang dijanjikan para makelar kepada sejumlah peserta adalah masa training selama 3 bulan, kemudian jika pekerjaannya selama taraining, bagus maka akan diperpanjang kontraknya. (MADANI/SOE/DIK)