PAMEKASAN, koranmadura.com – Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Afandi menyebutkan, faktor utama maraknya pernikahan dini di kota yang identik dengan Gerbang Salam ini karena takut tidak dapat jodoh.
Menurut Afandi, Faktor itu tidak lepas dari rendahnya pendidikan orang tua dan ketakutan mereka terhadap anaknya tidak dapat jodoh.
Akibat rendahnya pendidikan itu, orang tua sangat mudah menikahkan anaknya meski masih ada di bangku sekolah. Padahal, pendidikan sangat penting untuk mesa depan anak. “Fenomena seperti banyak terjadi di kalangan masyarakat Pamekasan,” ungkapnya.
Selain itu, fenomena yang juga sering dijumpai Afandi yaitu kekhawatiran orang tua kepada anaknya, mereka takut anaknya tidak laku apabila usianya sudah lebih dari 20 tahun.
“Makanya, banyak orang tua yang langsung menerima lamaran dari seorang laki-laki. Asumsinya kalau anaknya sudah berumur lebih dari 20 tahun itu ada semacam kekhawatiran tidak menikah. Asumsi seperti itu harus dirubah,” pungkasnya. (RIDWAN/ROS/VEM)