JAKARTA, koranmadura.com – Kebocoran data publik dalam skala besar kembali terjadi. Kali ini, lebih dari 87 GB informasi pribadi bocor dan dijual secara online. Koleksi data pribadi yang disebut ‘Collection #1’ ini diunggah di layanan cloud Mega dan pertama kali diungkap oleh peneliti keamanan siber serta pendiri situs Have I Been Pwned, Troy Hunt.
Dilansir CNET, Sabtu, 19 Januari 2019 data-data yang berada dalam koleksi ini dikumpulkan dalam jangka waktu yang cukup lama dan berasal dari lebih dari 2.000 sumber yang berbeda. Beberapa alamat email dan password dalam koleksi tersebut berasal dari tahun 2008. Setidaknya, terdapat 772.904.991 alamat email dan 21.222.975 password yang diperjualbelikan dalam situs itu.
Tapi, ternyata koleksi sebesar 87 GB ini hanya sebagian kecil saja dari total data yang dibocorkan secara online. Sesuai namanya, ini hanya koleksi data pertama dari total keseluruhan yang jumlahnya mencapai 1TB.
Selain Collectuon #1, ada Collection #2 sebesar 526 GB, Collection #3 sebesar 37 GB, Collection #4 sebesar 178 GB dan Collection #5 sebesar 42 GB serta dua folder lainnya dengan total data sebesar 126 GB.
Pendiri Krebs on Security, Brian Krebs pun mencoba berkomunikasi dengan hacker yang menjual akses terhadap data ini lewat Telegram. Dia pun ditawari untuk membeli koleksi password sebesar 4 TB dengan harga hanya USD 45 (Rp 638 ribu)
Kalian bisa mengecek sendiri kalau alamat email kalian termasuk dalam data-data yang bocor ini atau tidak lewat situs https://haveibeenpwned.com/. Kalian juga bisa mengecek masing-masing password jika ada yang terdampak lewat situs https://haveibeenpwned.com/Passwords. (DETIK.com/ROS/VEM)