SAMPANG, koranmadura.com – Bukan hanya di wilayah perkotaan dan Kecamatan Sampang saja, banjir juga melanda sejumlah desa di Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Senin, 29 Januari 2019.
“Ada tiga desa yang kena banjir di Jrengik, yaitu diantaranya Desa Mangantoko, Panyepen dan Majengan,” tutur Moh Huzaini, warga Desa Jrengik kepada koranmadura.com.
Menurutnya, peristiwa banjir tersebut disebabkan karena di wilayahnya diguyur hujan lebat sejak Minggu, 28 Januari kemarin, yang mengakibatkan Sungai Nyiburan tidak bisa membendung debit air yang datang dari utara seperti dari Wilayah Kecamatan Tambelangan.
“Kami berharap warga yang terkena dampak banjir mendapat penanganan terlebih penanganan terhadap Sungai Nyiburan,” ucapnya.
Sementara Pj Bupati Sampang, Jonathan Judianto menyampaikan, ada dua desa yang terdampak langsung untuk wilayah Kecamatan Jrengik yakni Desa Margantoko dan Desa Panyepen.
Untuk Desa Margantoko, lanjutnya, kurang lebih ada dua Dusun yang terdampak banjir langsung. Sedangkan di Desa Panyepen yang terdamak banjir adalah Dusun Nyiburan. Lokasi tersebut dikatakannya berada di dekat Sungai Nyiburan.
“Semuanya ada tiga dusun di dua desa yang terdampak banjir langsung. Di Desa Margantoko yang terkena banjir yaitu Dusun Manis dan Ganding. Dan desa satunya di Desa Panyepen di Dusun Nyiburan,” terangnya.
Sedangkan untuk jumlah rumah warga yang terdampak banjir yaitu totalnya sebanyak 175 KK (Kepala Keluarga) dengan rincian di Desa Margantoko masing-masing di Dusun Manis sebanyak 120 KK dan di Dusun Ganding 50 KK. Kemudian di Dusun Nyiburan, Desa Panyepen ada 5 KK.
“Tadi kami intruksikan kepada BPBD untuk membantu, paling tidak sembako. Kami juga perintahkan untuk melakukan pendataan mengenai petakan sawah warga yang rusak,” janjinya.
Selain itu juga, Pak jo sapaan akrabnya yang langsung turun ke lokasi juga memerintahkan untuk menyiapkan dana tangga darurat di wilayah tersebut. Sehingga manakala terjadi kondisi lebih buruk, maka dana tersebut bisa digunakan.
“Banjir sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi, pertama karena memang faktor alamnya, ataupun pengelolaan lingkungan yang ada. Dan yang paling penting juga kondisi pergerakan tebing di sungai. Makanya, penanganannya itu harus multi sitem seperti lingkungan dibenahi, tebingnya dikeraskan karena tadi saya lihat ada yang jebol dan kemudian berdoa dengan harapan curah hujan tidak datang seketika dengan jumlah debet air yang tinggi meski ini murni faktor alam yang tidak bisa diprediksi sebelumnya,” punkasnya. (MUHLIS/ROS/VEM)