JAKARTA, koranmadura.com – Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya atau yang lebih akrab dipanggil Habib Lutfi bin Yahya merupakan seorang ulama karismatik di Pekalongan, Jawa Tengah.
Sosok yang berada di urutan 37 dari 500 tokoh muslim berpengaruh versi Pusat Studi Strategis Islami Kerajaan Yordania itu kerap bicara tentang Islam dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahkan saat ditemui di keniamannya seperti dikutip dari detik.com, ada dua bendera merah putih di ruang tamu. Di sudut lain, digantung foto Presiden dan Wakil Presiden RI beserta para menteri.
Menurut beliau, bentuk NKRI sudah final. Siapa pun presidennya, harus dihormati dan dihargai.
Soal bentuk NKRI, selain final, Habib Luthfi menyebut bahwa itu sudah syariah. “Syariah dari dulu sudah syariah, kalau NKRI tidak syariah kita tidak mengusir Belanda,” kata Habib Luthfi dalam Wawancara Eksklusif, Rabu, 2 Januari 2019.
Tak hanya itu, menurut Habib Luthfi, Islam melarang keras adanya penjajahan di mana pun, sehingga anak bangsa di masa perjuangan kemerdekaan kala itu menjalankan kewajiban tersebut dengan mengusir penjajahan dari Indonesia. “Mengusir Belanda, mengusir penjajah bagian dari syariah. Nggak usah dikasih embel-embel syariah lagi,” kata pria kelahiran 10 November 1947 itu.
Habib yang dalam dakwahnya selalu lemah lembut itu pun mengajak semua masyarakat menghargai presiden yang sedang menjabat. Menurut dia, jika bukan bangsa sendiri yang menghargai, jangan salahkan jika ada negara lain yang tak menghargai.
Menurut beliau, Islam di mana pun sama. Hanya wilayah dakwah dan adat istiadatnya yang berbeda.
Ketika ajaran Islam datang pertama kali di suatu daerah tak jarang pengaruh dari adat adat terdahulu masih ada, sehingga sulit untuk mengubahnya. Habib pun mencontohkan cara Sunan Kudus menyebarkan syariat Islam di Kudus yang ketika itu masyarakatnya mayoritas beragama dan berfaham lain. (DETIK.com/DIK)