JAKARTA, koranmadura.com – Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut daerah Jawa Barat dan Banten menjadi wilayah yang rawan hoaks. Khususnya hoaks yang berkaitan dengan komunisme atau Partai Komunis Indonesia (PKI).
Menurut peneliti LIPI Amin Mudzakir, Jawa Barat dan Banten memiliki kultur Islam politik yang kuat. Di daerah itu, hoaks soal ‘Presiden Joko Widodo (Jokowi) PKI’ gampang tersebar dan dipercayai.
“Hoaks di Jawa Barat, Banten efektif, karena kekuatan antikomunis di sana kuat. Dan karena infrastruktur itulah hoaks laku,” ucap Amin dalam diskusi yang diadakan Institut Demokrasi (ID) Republikan di Hotel Whiz, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat, 18 Januari 2019.
Temuan tersebut didasari penelitian LIPI pada 2018. Ada 9 daerah, yaitu Aceh, Sumatera Utara, lima provinsi di Pulau Jawa, dan Sulawesi Selatan. “Terutama tiga daerah, Aceh, Jawa Barat, Banten. Tingkat penerimaan soal berita PKI, kriminalisasi ulama, tenaga asing dari China, itu tinggi,” ucap Amin.
Menurut Amin, ada pengaruh sejarah yang melatarbelakangi kepercayaan tentang PKI di dua daerah itu. Wilayah tersebut merupakan basis Partai Masyumi saat zaman Presiden Sukarno. Berbeda dengan daerah seperti Jawa Tengah, yang memiliki basis PKI besar.
“Ini terlihat dengan propaganda yang dilakukan oleh antikomunis, ada dua kelompok Islam politik yang berafiliasi, Masyumi dan juga tentara. Dua kelompok ini, pada awalnya tegang, lalu mengalami aliansi yang itu sekarang menjadi infrastruktur yang diambil alih oleh produser hoaks, dan sengaja dirancang, dan efektif untuk diterima masyarakat itu,” ucap Amin.
Jadi, menurut Aman, yang harus menjadi sorotan bukan hanya pencipta hoaks, tapi juga kondisi masyarakat yang bisa menerima hoaks itu. “Ada satu prasyarat yang membuat hoaks laku, hoaks akan lakukan di daerah yang punya memori kolektif yang bisa direkayasa. Jadi bukan hanya yang membuat, tapi ada masyarakat yang siap menerimanya,” kata Amin.
Calon presiden Joko Widodo disebut menjadi orang yang paling dirugikan dengan adanya hoaks soal PKI. Namun masuknya Golkar dan PPP sebagai partai koalisi pendukung Jokowi merupakan keuntungan. “Kalau bicara Jabar dan Banten, kita sebut dua partai (kuat), Golkar dan PPP. Sekarang, secara formal, pada 2014 dua partai jadi dukung Prabowo sekarang Jokowi. meski level bawah ada semangat anti-Jokowi, tapi di elite ada perubahan, maka ada perubahan dari pemilih tradisional dua partai itu,” ucap Amin.
Golkar dan PPP mengubah masyarakat yang dulu percaya isu PKI. Meski, soal hoaks PKI ini masih hidup di masyarakat Jawa Barat dan Banten. “Meski ada yang belum (percaya), maka ini memecah. Jadi dalam hal ini politik menjadi faktor yang menciptakan, tapi juga memecah hoaks,” ucap Amin. (DETIK.com/ROS/VEM)