PAMEKASAN, koranmadura.com – Kepolisian Resor (Polres) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mengungkap fakta baru terkait tewasnya Siti Aisyah (24) warga Kelurahan Kowel Pamekasan, dan Roy Robbi (20) warga asal Gresik, di hotel Garuda, Kamis malam, 24 Januari 2019.
Roy Robbi ditemukan gantung diri di kamar mandi hotel Garuda Jl Masegit, Pamekasan. Sementara Siti Nur Aisyah, ditemukan tewas di tempat tidur.
Sebulum Roy Robbi gantug diri, diduga lebih dulu membunuh Ais, penggilan Siti Nur Asiyah, setelah itu Roy Robbi mengakhiri hidup dengan gantung diri di kamar mandi hotel Garuda.
Dugaan ini muncul setelah janazah Ais diautopsi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Slamet Martodirjo, Pamekasan. Hasil autopsi ada bekas cekikan dan jeratan kain di leher Ais.
Sebelum tewas di tangan kekasihnya, diduga Ais melakukan perlawanan karena ditemukan bekas luka memar dan cakar di bagian tubuhnya.
Kasatrekrim Polres Pamekasan, Ajun Komisaris Polisi Hari Siswo Suwarno mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan Ais bukan bunuh diri, tetapi dibunuh.
“Kami menduga korban (Siti Nur Aisyah) tewas bukan akibat bunuh diri, tapi dibunuh. Namun untuk memastikan, kami masih melakukan penyeldikan lebih lanjut,” kata Hari Siswo Siwarno, Sabtu, 26 Januari 2019.
Hasil autopsi ini telah disampaikan polisi kepada suami Ais, Muhlisin David, yang diketahui pisah ranjang sejak empat bulan yang lalu.
“Berdasarkan hasil autopsi yang disampaikan polisi, bahwa istri saya tidak bunuh diri lantaran ada sidik jari di leher, memar dan ada bekas kuku di pipi dengan kondisi lidah digigit,” kata Muhlisin David
Muhlisin David yang diketahui asal Dusun Batu Nunggul, Kelurahan Gladak Anyar Pamekasan, mengaku diminta untuk tanda tangan jika pembunuh istrinya adalah pacarnya sendiri.
“Mungkin pikirannya biar sama-sama gak dapet, makanya dibunuh. Curhat istri saya memang sejak kemarin ingin putus dengan pacarnya, tetapi si pria itu ngotot dan neror setiap hari. Dua minggu yang lalu, istri saya memang janji mau rujuk, saya kasih waktu sampai sebelum puasa supaya saat hari raya bisa sama-sama kembali,” ujarnya.
David memang mengaku tidak yakin kalau istrinya berani bunuh diri, sebab selama berumah tangga sejak tahun 2013 istrinya takut melihat luka. (RIDWAN/SOE/VEM)