SUMENEP, koranmadura.com – Sedikitnya terdapat 75 bangunan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, sejak tiga bulan terakhir yang rusak akibat bencana alam. Rusaknya bangunan itu disebabkan terjadinya bencana alam seperti angin puting beliung dan guyuran hujan yang deras.
Kerusakan itu terjadi pada sejumlah bangunan, termasuk gedung sekolah, rumah warga dan sejumlah bangunan lain, baik rusak ringan maupun rusak berat. “Sejak November 2018 hingga Januari 2019 ada 75 bangunnan yang rusak,” kata Abd Rahman Riadi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Rabu, 30 Januari 2019.
Dikatakan, bencana alam tersebut terjadi di berbagai kecamatan, diantaranya di Kecamatan Batu Putih, Lenteng, Batang-Batang, Kalianget, dan sebagain di Kecamatan wilayah Kepulauan.
Rahman mengaku, pihaknya besama Instansi terkait dan masyarakat telah melakukan pembersihan akibat bencana puting beliung yang terjadi. Seluruh dampak yang ditimbulkan akibat bencana itu telah dipetakan kerusakannya baik sedang, ringan, maupun berat berdasarkan laporan masyarakat.
“Kecuali ruang kelas SMK Aswaja Batang-Batang karena sejauh ini laporannya belum masuk,” ungkapnya.
Saat ini, kata dia, BPBD telah menyalurkan bantuan kepada sejumlah korban bencana alam. Sementara untuk 75 rumah dan Madrasah di Sapeken itu belum tersalurkan karena masih tahap transisi anggaran.
“Sedangkan untuk SMK Aswaja Batang-Batang, kami hanya bisa menfasilitasi ke Pemerintah Provinsi karena Kabupaten tidak memiliki otoritas terhadap SMK,” tegasnya.
Sebelumnya, gedung Madarah Ibtidaiyah Nurul Islam Pulau Sepangkur Sapeken, dan dua ruang Kelas SMK Aswaja di Kecamatan Batang-Batang ambruk akibat angin kencang dan hujan dengan intensitas tinggi. Terbaru gedung SDN Sendir di Kecamatan Lenteng ambruk akibat diguyur hujan yang disertai angin kencang. (JUNAIDI/ROS/DIK)