PAMEKASAN, koranmadura.com– Dua warga di Dusun Wakduwak, Desa Banyupelle, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur hidup sebatangkara. Selain berteduh di rumah gedek, mereka juga menderita sakit selama 10 tahun lebih. Anehnya, keberadaan warga tersebut belum diketahui oleh pemerintah setempat. Ke mana?
Baca: Rayakan HPN 2019, Jurnalis di Pamekasan Kunjungi Warga Miskin yang Tak Tersentuh Pemerintah
Warga yang sebatangkara itu adalah Sidun (90), ia terkapar di rumah gedek selama 10 tahun. Bahkan mau makan saja, ia harus menerima uluran tangan dari tetangga.
“Untuk makan saja mas, istrinya itu masih minta-minta ke tetangga. Setiap harinya terus begitu. Kadang istrinya itu ngutang mas untuk makan,” kata salah satu warga setempat, Achmad Suhairi, Kamis, 13 Februari 2019.
Menurut Suhairi, Sidun memang punya lima anak. Empat orang anaknya sudah berkeluarga, namun, mereka juga terjepit. Akibatnya, anak-anak Sidun merantau ke keluar Madura, bahkan ada yang kerja di Malaysia. Tetapi penghasilannya juga tak seberapa. Ketika mengirim uang, kadang Rp 100 ribu, kadang Rp 200 ribu.
“Kalau yang satu itu perempuan, tetapi gak normal pikiran, sempat kemarin kasur yang ada di kamar itu mengalami kebakaran,” tambahnya.
Sementara untuk warga yang bernama Atmo atau Hidi (70), kata Suhairi, nasibnya nyaris sama dengan Sidun. Ia juga hidup sebatangkara. Atmo sakit-sakitan, untuk berobat juga tidak punya biaya. Akhirnya dirawat seadanya. “Jadi yang merawat itu menantunya mas,” imbuhhnya.
Oleh karena itu, Suhairi berharap sentuhan pemerintah, agar beban yang berat itu menjadi ringan. “Kalau kita berharap kepada pemerintah untuk peduli pada kondisi masyarakat, kalau perlu langsung melakukan pengecekan ke sini, biar tahu langsung, kayak apa,” pungkasnya.
Koranmadura.com terus mencoba terus menghubungi kepala desa setempat terkait dua warganya yang hidup sebatangkara. Termasuk juga mencoba meminta klarifikasi terhadap Kepala Dinas Sosial, Saipul Anam. Namun, sampai saat ini, kades maupun dinsos belum bisa memberikan keterangan. (SUDUR/SOE/DIK)