SUMENEP, koranmadura.com- Kiai Muhammad Zamiel el-Muttaqien atau yang biasa dikenal dengan sebutan Kiai Miming memang telah tiada. Salah seorang kader terbaik Pondok Pesantren Annuqayah (PPA), Guluk-guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur itu telah berpulang ke rahmatullah, Selasa, 12 Februari 2019 sore kemarin.
Baca: Annuqayah Berduka, Kiai Muhammad Zamiel el-Muttaqin Wafat
Penyair yang sekaligus tokoh penggerak ekonomi tersebut dikebumikan pada jam 22.00 WIB Selasa malam di pemakaman keluarga besar PP Annuqayah. Sampai hari ini, keluarga besar, para pengasuh, santri, alumni hingga masyarakat umum terkejut dan merasa kehilangan. Meski begitu, nama almarhum tetap ada di hati dan sanubari para santri. Sebab beliau merupakan sosok yang sangat luar biasa. Sepak terjangnya tak pernah diragukan.
Bagaimana sosok Kiai Miming di Mata KH Prof Dr Abd A’la Basyir?
Dalam sambutannya mewakili keluarga besar saat proses pemakaman Kiai Miming, Kiai A’la memberikan pengakuan bahwa putra KH Abd Basith AS tersebut merupakan sosok yang dibutuhkan oleh umat. Bahkan Kiai Miming adalah salah satu putra terbaik Pondok Pesantren Annuqayah.
Menurut Kiai A’la, sebelum Kiai Miming meninggal di RS Paru-paru Pamekasan, Kiai Miming ternayta masih sempat mengantarkan ayahanda KH Abd Basith AS untuk cek kesehatan ke Surabaya.
“Abdina nyakse’agi bahwa adinda Zamiel Muttaqien kakdinto oreng se sae. Oreng se sae karena abdina ngiding malemma, jha’ songkanna adinda Kiai Zamiel Muttaqien kakdinto lastare mengantar ayahanda KH Abd Basith kontrol ke Surabaya. Jadi, dalam bentuk konkret beliau sedang berbakti kepada orang tua,” ungkap KH Prof Dr Abd A’la saat memberikan sambutan mewakili keluarga besar pada pemakaman Kiai Miming, Selasa malam, 12 Februari 2019.
Mantan Rektor UINSA itu pun mengaku sangat terkejut atas wafatnya beliau. “Abdina sangat terkejut, karena tidak mengira secepat ini. Adinda Zamiel Muttaqien kakdinto termasuk kader-kader terbaik Pondok Pesantren Annuqayah. Terutama dalam bidang pengembangan ekonomi syariah, dalam bidang pengembangan dan permberdayaan masyarakat. Se sulit kadiye nyare gentena,” lanjut Kiai A’la.
Namun meski terpukul dengan kepergian Kiai Miming, kata Kiai Abd A’la, apalah daya ketika Allah telah berkehendak. “Abdina betul-betul terpukul, tapi akhirnya abdina sadar bahwa ini kakdinto, musibah kakdinto merupakan ujian, bukan hanya bagi keluarga andinda Kiai Zamiel Muttaqien, keluarga besar KH Abd Basith AS. Bahkan bukan hanya ujian bagi Pondok Pesantren Annuqayah, tapi ujian bagi masyarakat secara keseluruhan. Kadiponapa kalaban wafat epon adinda Kiai Zamiel Muttaqien kakdinto kita harus mampu meneruskan perjuangan almarhum,” tambah Kiai A’la
Baca: Sebelum Wafat, Kiai Miming Ternyata Masih Sempat Berbakti pada Orang Tua
Atas nama keluarga besar KH Abd Basit Abdullah Sajjad, Kiai A’la berharap seluruh santri, sahabat maupun masyarakat untuk memaafkan almarhum jika ada pernah almarhum pernah melakukan kesalahan. Termasuk jika almarhum masih punya hak-hak agami atau tanggungan yang belum kelar semasa hidupnya. Namun, saat bersamanya, Kiai A’la menjadi saksi bahwa Kiai Miming adalah sosok yang baik dan tulus.
“Abdina atas nama keluarga besar KH Abd Basit Abdullah Sajjad, manabi adinda almarhum Kiai Zamiel Muttaqien, ngakungin hak-hak agami ke panjhennengan, otabe panjhennengan mereng adinda kakdinto kengeng tanggungan, ngireng panjhennengan ngubungin abdina, Abdul A’la otabe adinda Ainul Yaqin. Manabi bede kasalaan epon, abdina nyu’una ongku. Karena hak agami manabi tak e ampuni sareng manussa kakdinto, Allah tidak akan mengampuni. Nyu’una abdina nyu’un, nyu’una, manabi ngakungi sala, sangaja napa punten, nyu’una saporaagi, nyu’una saporaagi. InsyaAllah adinda kakdinto termasuk orang yang tulus, orang yang tulus,” ucap Kiai A’la sambil tak kuasa menahan tangis.
Kemudian Kiai A’la juga memberikan informasi bahwa tahlil akan dilaksanakan malam ini. “Salanjut epon, insyaAllah tahlil badhi e laksanaagi laggu’ malem, lastare salat isya’. Atas rabuna panjhennengan, du’a epon panjhennengan, bentoan epon panjhennengan, bahkan mungkin rasan-rasan panjhennengan se bagus dha’ adinda almarhum Kiai Zamiel Muttaqien, abdina atas nama keluarga besar KH Abd Basith AbdullaH Sajjad, mator sakalangkong se raje-rajena, mogha-mogha deddiye pahala, se bisa deddi sangu laggu’, gu’ laggu’ manabi panjhennengan jughan menghadap ke hadirat Allah SWT,” tambah Kiai A’la menjelaskan.
“Nyu’un maaf manabi abdina agak tersendat, karena abdina benar-benar kaget. Kelle’ abdina jhat minta kalau bisa ngante’ engkok Le’ Ainul, sakakdinto. Alhamdulillah, abdina gi’ ngabes salerana jha’ jhamberre, salerana jha’ jembharre. Deddi, abdina nyakseyagi, insyaAllah sae, insyaAllah. Manabi dhari dzahir epon ben dhari sejauh abdina kenalan, insyaAllah sae. Jha’ saena. Berempa are se tapongkor, abdina jha’ payana, adik Zamiel Muttaqin tiba-tiba nawarin abdina untuk ngangkuy motor epon, kakdinto bagian dari, mudah-mudahan husnul khatimah, yang insyaAllah banyak sekali, bennya’, jha’ bennya’en tandha-tandha epon,” jelas Kiai A’la sambil menutup sambutannya. (SOE/VEM)