SURABAYA, koranmadura.com – Upaya memasuki peringkat 500 teratas di dunia telah dimulai Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan berhasil masuk dalam deretan universitas terbaik di tingkat Asia Pasifik versi Times Higher Education (THE) World University Rankings.
Diketahui, THE merupakan salah satu lembaga kredibel di dunia dalam menyajikan data kinerja universitas, khususnya pada pemeringkatan universitas top global.
Pada hasil pengumuman lembaga perankingan universitas dunia versi majalah Times di Sidney, Australia, Rabu, 20 Februari 2019 lalu, ITS berhasil menempati posisi 201-250 THE Asia Pacific Rankings 2019.
Atas pencapaian tersebut, ITS sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia sudah bisa sejajar dengan berbagai perguruan tinggi dunia yang memiliki reputasi global. Di antaranya yang berada di peringkat 201-250 adalah Kumamoto University dari Jepang, Kyushu Institute of Technology dari Jepang, dan juga Incheon National University dari Korea Selatan.
Rektor ITS, Prof Joni Hermana mengungkapkan, adanya THE University Rankings ini merupakan angin segar bagi ITS, sebab persentase penilaian lebih banyak ke reputasi akademik daripada persepsi hingga menduduki tiga besar di Indonesia.
“Ini sangat membanggakan bagi PTN yang tidak terlalu dikenal namanya, tetapi baik secara prestasi akademiknya,” tutur Guru Besar Teknik Lingkungan ITS tersebut.
Joni juga mengatakan, bahkan karena saking selektifnya THE Rankings ini, hanya ada lima PTN Indonesia yang baru masuk dalam sistem perankingan ini, yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dia juga menuturkan, setiap perguruan tinggi berbadan hukum (PTN-BH) di Indonesia memang sudah ditargetkan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk mencapai level 500 perguruan tinggi (PT) besar dunia, versi QS World University Rankings.
“Tentu ini sangat berat terutama oleh ITS untuk penilaian QS World University Rankings ini, karena penilaiannya 50 persen berasal dari persepsi sejawat akademia dunia dan industri,” jelasnya.
Penilaian ini menurut Joni cukup berat sebab orang saat ini belum paham bahwa ITS adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang mungkin sulit untuk mereka hafal apalagi dikenali.
“Akibatnya, dalam porsi 50 persen ini kami jeblok nilainya, sementara dalam 50 persen lainnya yaitu reputasi akademik atau capaian kinerja akademik kita sebetulnya sudah cukup tinggi nilainya,” ujar pria asal Bandung ini.
Joni melanjutkan, karena itu dengan dikenalnya nama ITS di kancah internasional, dia berharap akan menaikkan rating ITS di QS World Rankings. (TRIBUNNEWS.com/ROS/DIK)