SAMPANG, koranmadura.com – Humas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Yuliono menyatakan, bahaya serangan nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayahnya akan memuncak hingga Maret-April 2019 mendatang.
Yuliono menjelaskan, kasus demam berdarah di wilayahnya diprediksi akan terus bertambah seiring pesatnya perkembangbiakan nyamuk. Bahkan pihaknya memprediksi akan terjadi ledakan kasus DBD yang berpotensi kematian.
“Prediksi kami kasus DBD tahun ini akan lebih bnayak lagi, karena tahun ini diperkirakan akan terjadi ledakan kasus. Kalau tahun 2018 lalu itu masih belum masuk ke puncaknya,” tururnya, Kamis, 14 Februari 2019.
Ledakan kasus DBD menurutnya karena tahun ini masuk perhitungan siklus lima tahunan yang puncaknya akan terjadi pada Maret-April 2019 mendatang. Selain itu, potensi kematian penderita DBD saat ini disebabkan terjadi siklus berulang penjangkitan DBD.
Semisal, lanjutnya, meski tahun lalu seorang pasien DBD bisa disembuhkan, namun apabila pasien tersebut terjangkit DBD kembali, maka pasien itu berpotensi terjangkit siklus DBD berulang yang efeknya menyebabkan lebih parah dari kasus DBD sebelumnya, bahkan menimbulkan kematian.
“Infeksi berulang ini yang paling bebahaya, karena nanti akan melalui fase kritis. Kalau Dangue klasik seminggu bisa sembuh, DBD siklus berulang ini biasanya lebih parah karena pasien bisa mengalami pendarahan, shok, muntah dan lainnya. Nah prediksinya itu akan terjadi tahun ini,” paparnya.
Menurut Yuliono, untuk lonjakan kasus DBD dalam siklus ini akan mencapai hingga 500 kasus DBD. “Sementara ini sejak musim pancaroba hingga akhir Januari 2019 lalu ada 117 kasus. Sedangkan memasuki minggu ke dua Februari ada 7 kasus. Kemudian yang meninggal dunia ada 2 orang. Dan prediksinya akan terjadi lonjakan hingga 500 kasus. Dan tahun lalu yang meninggal juga ada tapi saya lupa jumlahnya,” ucapnya.
Namun demikian, pihaknya bersama seluruh puskesmas telah berupaya melakukan sejumlah pencegahan seperti Fogging, pemberantasan PSN, pemberian abatil, sosialisasi dan informasi kepada masyarakat, serta mempersiapkan kebufuhan cairan di RSUD setempat. (MUHLIS/ROS/VEM)