SUMENEP, koranmadura.com – Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud MD, menyebut bahwa Madura adalah “laboratorium” paling cocok untuk belajar tentang toleransi, Senin, 4 Februari 2019.
Hal itu disampaikan usai menghadiri acara Sarasehan Kebangsaan yang digelar oleh Gerakan Suluh Kebangsaan bekerjasama dengan Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu, corak keberislaman masyarakat Madura sangat ketat. Mereka tunduk terhadap kiai. Namun demikian mereka tetap menjunjung tinggi toleransi. Terbukti semua agama ada di Madura.
“Kenapa topik yang diangkat Gerakan Suluh Kebangsaan toleransi ala Madura, karena Madura ini adalah laboratorium paling cocok untuk toleransi. Di sini orang Islamnya sangat ketat, memegang tradisi keagamaan, tunduk pada kiai, alam kesantrian, tetap juga sangat toleran. Semua agama ada di sini (Madura), dan (pemeluknya) merasa aman,” ujar pria kelahiran Madura itu.
Bahkan kata Mahfud, mengutip perkataan salah seorang pendeta dari Sampang, kalau Indonesia ingin aman, ingin nyaman, ingin hidup rukun dan damai bekerjasama, maka tirulah toleransi beragama seperti cara orang Madura bertoleransi. “Tetap istiqamah, tetapi tidak menggangu keyakinan orang lain. Tidak saling menggangu,” tambahnya.
Baca: Mengenal Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD
Secara umum, Mahfud menyampaikan bahwa toleransi di Indonesia sejauh ini masih konduaif. Karena yang terjadi di Indonesia selama ini bukan toleransi tapi akseptasi, yaitu penerimaan secara nyata terhadap perbedaan.
Hanya saja, fenomena yang mengarah kepada perpecahan selalu muncul ketika ada pemilu dalam skala besar, seperti Pilpres. Seperti yang terjadi 2014 lalu, ada yang mempertentangkan antar pemeluk agama dan pemeluk di internal agama.
“Kalau sekarang, misalnya, sudah ada golongan kampret dan cebong. Lalu ada juga yang membentukan etnis, satu asing satu pribumi. Ada juga yang membenturkan antar agama, satu Islam satu kafir. Nah, hal-hal seperti itu mulai muncul. Tapi secara umum Indonesia masih kondusif,” tegasnya. (FATHOL ALIF/DIK)