SAMPANG, koranmadura.com – Kericuhan pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) IV Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Sampang, yang berlangsung di aula Hotel Camplong, Rabu, 14 Februari 2019 kemarin malam, terus menjadi pembicaran di kalangan aktivis Sampang.
Baca: Musda KNPI Sampang Ricuh, Kaca dan Gelas Pecah hingga Kursi Berhamburan
Akibat kegaduhan itu pula, Musda IV DPD KNPI Sampang, terpaksa di Karteker oleh KNPI Jatim. Bahkan dari sekelumit dugaan ketidakberesan pelaksanaan Musda IV membuat Abdul Wasik, mantan Ketua KNPI Kabupaten Sampang masa bakti 2013-2016, angkat bicara.
Abdul Wasik membeberkan bahwa masa baktinya dalam menjabat sebagai Ketua KNPI Sampang berakhir 2016, namun kemudian diperpanjang oleh KNPI Jatim hingga akhir 2017 lalu.
“Karena tidak bisa diperpanjang lagi, maka DPD KNPI Sampang mengajukan untuk mengadakan Musda, akan tetapi saat itu pula DPD masih disibukan dengan kegiatan musyawarah Nasional baik di Papua dan Bogor sehingga tertunda. Dan barulah Musda DPD Sampang baru bisa digelar pada Februari 2019 setelah pengajuan kembali ke KNPI Jatim. Nah Musda Sampang mendapat urutan ke 8 dari 12 kabupaten yang mengajukan,” tuturnya, Jumat, 15 Februari 2019.
Lanjut Wasik menjelaskan, Terkait Surat Keputusan (SK) kepengurusan di tingkat Kecamatan, Wasik menegaskan bahwa SK tersebut memang baru karena banyak keanggotaan lama tidak masuk seiring banyaknya perubahan nama-nama pada saat pengajuan SK perpanjangannya pada 2017 lalu.
“Jadi SK yang diprotes itu memang SK baru yang diterbitkan baik kepengurusan di tingkat Kabupaten maupun di Kecamatan. Bahkan SK untuk musda itu juga beda,” paparnya.
Selain itu, menanggapi banyaknya tudingan terkait enggan membacakan penyampaian laporan pertanggungjawaban (LPJ) Ketua KNPI Sampang masa bakti 2013-2016, karena diduga menghabiskan anggaran, Wasik menegaskan siap kapan saja membacakan LPJ saat kepemimpinannya. Pihaknya mengaku sudah meminta kepada panitia bahwa LPJ bisa dilaporkan kapan saja. Hal itu dikarenakan KNPI di Sampang terasa aneh.
“Anehnya yaitu pemerintah sudah menyiapkan anggaran tapi tidak pernah terserap, malah dua kali ada anggaran tapi tidak diserap. Karena saya khawatir anggaran itu tidak tepat sasaran. Dan malah saya ajukan kepada panitia untuk dilaporkan saat Musda dengan penjelasan saya bahwa selama kepemimpinan saya, tidak ada anggaran satupun dari pemerintah yang dihabiskan. Ketika ada kegiatan, itu anggaran pribadi dan sponsor dari luar yang membantu. Saat kepemimpinan Alm Fannan, kami selenggarakan kegiatan open turnamen olahraga level nasional, juga tidak menggunakan anggaran pemerintah melainkan sumbangan pihak swasta,” tegasnya.
Lebih Jauh menanggapi adanya kekisruhan saat acara Musda, Wasik mengaku banyak berterimakasih kepada kepanitian DPD KNPI Sampang maupun Jawa Timur serta Disporabudpar setempat.
“Sebelumnya kami berharap pelaksanaan Musda itu berjalan lancar dan sukses. Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada pemuda yang terhimpun di KNPI karena terjadi sedikit kekisruhan. Kekisruhan itu saya anggap itu sebuah dinamika. Tapi saya lihat saat Musda sebenarnya sudah memenuhi tahapan, akan tetapi ada oknum dari pihak luar yang berupaya menggagalkan Musda IV DPD KNPI Sampang yang menyebabkan peserta dan panitia panik dan ikut terpancing,” ujarnya.
Sementara Pimpinan Sidang Musda IV DPD KNPI Sampang, Nur Holis menjelaskan, SK yang turun dari KNPI Jatim kepada KNPI Sampang bukan perpanjangan masa periode, melainkan untuk menyegerakan melaksanakan Musda masa bakti ketua 2013-2016. Selain itu pihaknya mengaku soal legalitas kepesertaan, diakuinya bukan menjadi kewenangan pimpinan sidang karena sudah ada tim verifikasi baik dari DPD KNPI Sampang, KNPI Jatim, dan Korwil Madura.
“Legalitas itu sudah di luar sidang, kami pimpinan sidang tidak melihat itu, kami mengatur jalannya sidang pleno, di dalam forum itu sudah disepakati bersama untuk membahas tatib sidang Musda,” ungkapnya.
Untuk diketahui, sebelum Musda IV DPD KNPI selesai, sejumlah peserta sidang menjadi kisruh. Bahkan dalam kekisruhan itu, fasilitas Hotel Camplong menjadi sasaran amukan, Kaca dan gelas kopi pecah, kursi dan meja juga terlihat menjadi bahan amukan. (MUHLIS/ROS/D4N)