KUDUS, koranmadura.com – Puisi Fadli Zon ‘Doa yang Ditukar’ kali ini mendapat protes dari ribuan santri se-Kabupaten Kudus tergabung dalam Aliansi Santri Membela Kiai (Asmak). Mereka menuntut Fadli Zon meminta maaf.
“Harapan mohon saudara Fadli Zon untuk menghentikan sikapnya atau tidak melanjutkan perbuatannya yang suka mencela kiai kami. Tuntutannya tentunya Fadli Zon kami harapkan bisa meminta maaf. Minta maaf,” kata Koordinator Aksi, Muhammad Sa’roni di lokasi aksi yang bertempat di Alun-alun Kudus, Jumat, 8 Februari 2019.
Target dari acara iti adalah menghentikan semua pencelaan kiai, karena hal itu harus dihindari sesama saudara muslim.
“Hentikan mencela kiai, kewajiban kita semua sebagai seorang muslim adalah menghormati ulama, menhormati kiai, menghormati para zuriyah kita, para rasul, para habib. Wajib hukumnya untuk kita hormati,” beber dia.
Harapan peserta aksi, lanjutnya, selain melaksanakan doa bersama kepada Allah SWT biar negeri ini diberi aman oleh Allah, dan Pilpres berjalan lancar tanpa ada halangan.
“Harapan kami tidak ada gesekan lagi. Hentikan, hentikan lagi. Hentikanlah jenengan semua, tokoh-tokoh yang ada di Jakarta, mencela kiai. Karena bagi kami mencela kiai adalah berarti memusuhi kami,” terangnya.
“Kami wajib melawan ketika kiai kami dicela atau dizolimi. Puisi Fadli Zon adalah bagian dari puncaknya. Jadi kekesalan kami dimulai dari sudah yang lalu. Fadli Zon tidak sekali mencela kiai. Ada KH Yahya Cholil Tsaquf, KH Ma’ruf Amin, TGB. Puncaknya kemarin. Kami sayangkan. Kami harapkan bisa dihentikan. Harapan mohon saudara Fadli Zon untk menghentikan sikapnya atau tidak melanjutkan perbuatannya yang suka mencela kiai kami,” urai Sa’roni.
Berikut pernyataan yang dibacakan oleh salah seorang peserta aksi, Supriyono kemudian diikuti massa santri.
Kami Aliansi Santri Membela Kyai meminta:
1.Kepada politisi yang bersangkutan untuk segera sowan dan meminta maaf kepada kyai dan bertaubat secara bersungguh-sungguh
2. Kepada para elite politik negeri ini untuk berpolitik yang santun dan beradab kepada masyarakat agar bangsa ini damai dan rukun dalam persatuan di kbhinnekaan. Jauhkan diri dari caci maki, hasutan dan ujaran kebencian yang dapat memprovokasi masyarakat.
3. Kepada semua politisi baik di daerah maupun di pusat perbaikilah negeri ini dengan akhlaqul karimah, jangan jadikan agama sebagai komoditas politik.
4. Menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan tahun politik ini penuh dengan kedamaian dan kondusif saling menghormati walaupun beda pilihan.
5.Menyerukan kepada para santri untuk menjaga marwah dan kehormatan kyai serta berperilaku dengan mengedepankan akhlaqul karimah.
Aksi berakhir ketika jelang petang. Sejumlah puisi masih berjaga sampai massa benar-benar bubar.
(DETIK.com/ROS/DIK)