JAKARTA, koranmadura.com – Ustaz Abdul Somad (UAS) menyambangi Habib Luthfi bin Yahya di Pekalongan, Jawa Tengah. UAS diberi pesan oleh Habib Luthfi untuk bersama-sama dakwah melalui Nahdlatul Ulama (NU).
Foto pertemuan UAS dan Habib Luthfi diunggah di akun Instagram @nahdlatululama, Sabtu, 9 Februari 2019. Dalam foto tersebut, UAS, yang memakai baju putih dan kopiah hitam, tampak bersalaman dengan Habib Luthfi.
“Ustaz Abdul Shomad (UAS) berbaiat Thoriqoh Qodliriyah wa Naqsyabandiyah kepada Mursyid, Habib Luthfi bin Yahya (Rois Aam Jatman NU), hari ini di Pekalongan, Jawa Tengah,” tulis akun tersebut.
Di Foto lain, UAS tampak mencium tangan Habib Luthfi. UAS juga diajak mengokohkan dakwah lewat NU sebagai suatu organisasi. “Pesan Habib Luthfi bin Yahya (Rois Aam Jamiyyah Ahliththoriqoh Al Muktabaroh An Nahdliyah/ JATMAN NU) Mengajak Ustadz Abdul Shomad (UAS) untuk bersama-sama mengokohkan dakwah melalui NU sebagai jamiyyah yang menjaga & mengamalkan ajaran Islam ahlussunnah wal jamaah di Indonesia dan dunia,” tulis akun @nahdlatululama.
Momen silaturahmi itu juga diunggah oleh UAS di akun Instagram-nya. Dalam pertemuan itu, UAS menyerap banyak nasihat dari Habib Luthfi. “Silaturrahim ke kediaman Habib Luthfi bin Yahya. Masya Allah, menyejukkan, zahir dan batin,” ujar UAS.
Berikut ini pernyataan lengkap UAS tentang pertemuannya dengan Habib Luthfi:
Silaturahmi ke Habib Luthfi Bin Yahya:
- Alhamdulillah sampai di Semarang, dijemput KH. Anis Maftuhin, KH. DR. Fadholan dan KH. DR. Muhammad Afifuddin
- Setelah mampir di Pesantren yang dipimpin KH. DR. Fadholan di lingkungan UIN Semarang, perjalanan dilanjutkan ke Pekalongan. Bertemu dengan KH. Arif Hasanul Muna sahabat di Mesir dulu
- Silaturrahim ke kediaman Habib Luthfi bin Yahya. Masya Allah, menyejukkan, zahir dan batin
- Mohon ijazah zikir, doa dan nasihat. Kata-kata beliau penuh hikmah, “Pohon itu, kalau sudah berbuah, akan ada kalong, ada semut, ada hama, itu baru pohon. Kalau cuma berbunga, belum pohon besar”, kalimatnya penuh makna
- Kata beliau, “Lautan itu luas. Ada perahu Qadiriyah yang dibawa Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani, ada perahu Naqsyabandiyah, tapi lautannya tetap La-ilaha-illallah”
- Beliau melanjutkan agar tetap menjadi benteng Ahlussunnah Waljama’ah
(DETIK.com/ROS/DIK)