PAMEKASAN, koranmadura.com – Komunitas Sabuk Hijau, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mengingatkan pemerintah setempat akan ancaman sampah plastik bila rencana ekowisata mangrove jadi dilaksanakan.
Sampah plastik tersebut dikawatirkan menyebabkan terganggunya pengembangan lahan mangrove di lahan konservasi yang pengelolaannya menjadi tanggung jawab Sabuk Hijau.
Saat ini, pengembangan lahan konservasi mangrove terus dilakukan dengan melibatkan masyarakat di sejumlah pesisir di Kecamatan Galis dan Pademawu dengan penanaman bibit baru.
“Salah satu dampak negatif ekowisata adalah sampah plastik. Sampah jenis ini tidak hanya mengotori lahan konservasi, melainkan juga menyebabkan tanaman mangrove sulit berkembang bahkan mati,” kata ketua Komunitas Sabuk Hijau, Slaman, Sabtu, 16 Februari 2019.
Perwakilan OISCA (Organization for Industrial and Cultural Advancement) Jepang di Indonesia, Ada Naga meminta para pemerhati mangrove di Kabuparen Pamekasan, Jawa Timur, mewaspadai penumpukan sampah plastik di kawasan konservasi mangrove.
Sampah plastik selain dan mengotori pantai juga dapat mengganggu pertumbuhan tanamam mangrove.
OISCA, merupakan sebuah organisasi non pemerintah di Jepang yang memiliki perhatian serius terhadap mangrove dan telah bekerjasama dengan setidaknya 35 negara untuk kerjasama konservasi mangrove, termasuk Indonesia.
Menurut Ada Nagata, salah satu kendala dalam konservasi mangrove adalah penumpukan sampah, terutama di kawasan konservasi yang dijadikan lokasi ekowisata maupun eduwisata.
“Samoah itu mengikat batang sehingga tanaman tidak bisa berkembang dengan baik, bahkan akhirnya mati,” katanya, di Pamekasan, Kamis (7/2)
Ia meminta para pelaku dan pihak yang peduli dengan keberadaan mangrove melakukan perawatan dan mengatasi sampah di lahan konservasi.
Berdasar data di OISCA, luas lahan konservasi mangrove di Pamekasan mencapai 200 hektar dengan jumlah tanaman 243 ribu batang dari segala jenis mangrove. Jumlah itu belum termasuk lahan perhutani yang telah ada sebelumnya.
“Ini perlu mendapat perhatian bersama demi kelestarian lingkungan kita,” katanya.
Lahan mangrove Pamekasan, merupakam lahan konservasi dengan jenis tanaman mangrove yang beragam. Namun yang paling banyak adalah jenis tinjang dan api-api. (G. Mujtaba/SOE/VEM)