SUMENEP, koranmadura.com – Lima nelayan asal Kecamatan Dungkek, Sumenep, Madura, Jawa Timur, akhirnya tiba di daerah asalnya, Minggu, 3 Februari 2019, sekitar pukul 21.30 WIB. Sebelum pulang ke rumah masing-masing, mereka sempat berhenti di kantor BPBD Sumenep.
Mereka sempat terombang-ambing di tengah laut selama beberapa hari sebelum terdampar di Desa Belanting, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, beberapa waktu lalu.
Mereka terombang-ambing di tengah laut karena perahu yang mereka tumpangi mengalami kerusakan mesin dalam perjalanan pulang dari Pulau Kangean menuju Dungkek. Sebelumnya, selama lebih dari satu bulan, mereka bekerja mencari ikan ke Sapeken.
Lima nelayan tersebut ialah Sa’a, Mukhlis, Matra’e dan Niatun. Semuanya merupakan warga Desa Romben Barat. Sedangkan satu nelayan lainnya bernama Sahnari, asal Desa Candi, Kecamatan Dungkek.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Abd Rahman Riadi menyampaikam, pemulangan terhadap nelayan dilakukan satu hari pasca terdampar di Lombok Timur. Dari sana mereka pulang menggunakan pesawat hingga Bandara Juanda.
“Setelah ada informasi tentang mereka kami langsung berkoordinasi dengan pihak terkait untuk proses pemulangan. Dari Lombok diterbangkan dan kami jemput di Bandara Juanda,” katanya.
Mantan Sekretaris Bappeda Sumenep ini mengatakan, proses evakuasi hingga pemulangan mereka berjalan dengan lancar. Meskipun, sambungnya, sempat ada penolakan dari lima nelayan tersebut karena tidak ingin meninggalkan perahunya di Lombok Timur.
“Karena perahu itu milik majikannya. Mereka hanya sebagai pekerja. Akan tetapi setelah dibujuk dan diberikan pengertian akhirnya mereka mau dipulangkan. Dari sini (kantor BPBD), setelah kami data, langsung dipulangkan ke rumahnya masing-masing difasilitasi oleh pihak kecamatan setempat,” pungkasnya. (FATHOL ALIF/SOE/VEM)